Gerakan Ekonomi Masyarakat, Komisi IV DPR Dukung KKP Salurkan Bantuan Budidaya Ikan Sistem Bioflok

Sharing is caring!

BALI (04/10) – Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto menyatakan bahwa KKP selalu berupaya untuk dapat terjun langsung ke lapangan untuk memastikan produktifitas pembudidaya terus berjalan, serta menggali kendala yang ada di masyarakat untuk dapat dicarikan solusinya.

“KKP juga terus berusaha untuk mendorong kegiatan usaha budidaya secara bertanggungjawab dan berkelanjutan, melalui penerapan praktek-praktek budidaya yang lebih efisien dan berwawasan lingkungan” ujar Slamet.

Slamet menambahkan bahwa KKP terus melancarkan strategi industrialisasi pembangunan perikanan budidaya yang mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan. Kebijakan tersebut akan diwujudkan melalui strategi industrialisasi (i) inovasi teknologi produksi (effenciency); (ii) market-oriented dan food safety (quality); (iii) keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan (sustainable) serta (iv) integrasi hulu hilir dan sinergitas stakeholders.

“Melalui 4 strategi tersebut, sektor perikanan budidaya diharapkan dapat berkembang pesat tanpa mengabaikan faktor lingkungan dan sosial ekonomi dalam kehidupan bermasyarakat. Tentunya hal ini tidak lepas dari dukungan yang kuat dari legislatif, dalam hal ini DPR RI untuk bersama-sama membangun perikanan” pungkas Slamet.

Sebagai informasi, pada tahun 2020 KKP menggalokasikan 17 paket bantuan budidaya ikan sistem bioflok khusus untuk provinsi Bali. Dari 17 paket tersebut, 3 paket diantaranya dialokasikan untuk Kabupaten Jembrana.

Sebelumnya, Anggota Komisi IV DPR, I Made Urip yang berkesempatan untuk meninjau sekaligus melakukan panen perdana budidaya ikan lele sistem bioflok bantuan dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) milik Kelompok Mina Kembang di Desa Pendem, Kabupaten Jembrana, Bali menyatakan bahwa bantuan seperti budidaya ikan sistem bioflok mampu menggerakan potensi ekonomi yang ada di pedesaan dan dapat turut membantu menopang ekonomi Bali yang saat ini sedang terpukul akibat pandemi Covid 19.

“Selain membantu di sisi ekonomi, produksi ikan lele yang dihasilkan juga dapat menjaga ketahanan pangan masyarakat, apalagi ikan lele dikenal memiliki kandungan protein yang tinggi dan pangsa pasar yang luas” lanjut Made Urip.

Made Urip juga menyarankan kepada KKP agar dapat membantu mencarikan solusi untuk pemasaran hasil produksi kelompok pembudidaya hingga ke pedesaan. “DPR siap untuk memperjuangkan dari sisi anggaran dan politik untuk pengembangan dan kemajuan usaha-usaha budidaya di masyarakat” tutup Made Urip.

Sementara itu Sekretaris Kelompok Mina Kembang, Agung Isnawan merasa optimis dengan bantuan yang didapatkan akan dapat berkembang dengan baik. Ia juga yakin dengan keberhasilan yang didapatkan oleh kelompoknya, akan dapat memotivasi pembudidaya lain dan menjadikan lahan budidaya bioflok miliknya menjadi rujukan untuk dapat dipelajari dan direplikasi di lokasi lain.

“Dengan banyaknya jumlah pekerja yang dirumahkan atau terkena PHK pada masa pandemi ini menjadi sebuah peluang bagi masyarakat untuk dapat belajar menjadi wirausaha, dalam hal ini pada sektor perikanan yang sudah terbukti tahan terhadap kondisi krisis” lanjut pria yang biasa disapa Gung Is.

Gung Is juga memaparkan rencana ke depan untuk dapat menambah jumlah kolam secara mandiri agar dapat meningkatkan jumlah produksi dan margin keuntungan bagi kelompok. Selain itu, Ia juga memiliki rencana jangka panjang untuk dapat memproduksi benih maupun pakan secara mandiri.

“Guna meningkatkan nilai tambah, kami juga telah menjajaki kemungkinan untuk melibatkan ibu-ibu PKK untuk mengolah hasil produksi agar dapat memperluas pangsa pasar dari produk yang dihasilkan” pungkas Gung Is.

Bupati Jembrana, I Putu Artha menyatakan terimakasih untuk dukungan KKP dan Komisi IV DPR RI kepada pelaku usaha budidaya di Jembrana. Menurutnya peluang untuk pengembangan masih terbuka lebar dengan pasar lele yang sebegian besar masih mengandalkan warung pecel lele. Untuk itu Ia mendukung niat kelompok agar dapat bekerjasama dengan PKK dan mengembangkan produk lele yang sudah diolah dan tahan lama seperti abon atau dendeng lele.

“Selain itu, di tengah pandemi yang masih berlangsung, kami juga berharap protokol kesehatan dapat terus dijalankan untuk memutus rantai Covid-19 sehingga perekonomian dapat tumbuh kembali. Budidaya ikan sistem bioflok menjadi salah satu solusi kegiatan ekonomi yang tepat untuk memutus mata rantai, karena dapat dilakukan oleh masyarakat dari rumah” tutup Putu Artha.

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *