Warning: mysqli_query(): (HY000/1114): The table '(temporary)' is full in /home/u6998656/public_html/wp-includes/class-wpdb.php on line 2345
Jakarta, 19 Juni 2020 – Di tengah pandemi COVID-19, Kementerian Perdagangan tetap konsisten memperkuat pelaku usaha dengan melakukan pengembangan produk ekspor. Ajang Good Design Indonesia (GDI) tetap digelar dan mendapat antusiasme pelaku bisnis dari berbagai daerah di Indonesia meskipun digelar secara luring dan virtual. Berbagai karya desain berkualitas yang mengedepankan inovasi dan kreativitas tinggi dengan tingkat ketelitian dan presisi membuat tim juri yang terdiri dari 9 juri dari Indonesia dan 1 juri Jepang serta 1 observer dari Japan Institute of Design Promotion (JDP) menjadi tantangan tersendiri dalam menentukan pemenang berpredikat “GDI of the Year”, “GDI Best”, dan “Good Design Indonesia”.
Ajang GDI yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan menyeleksi 89 peserta yang lulus seleksi dari 251 peserta pada tahap sebelumnya. Pengujian tim juri tahap ini dilaksanakan selama 3 hari pada 16-18 Juni 2020 di Auditorium Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI), Jakarta.
“Dalam kondisi sulit seperti ini, kami terus berupaya menumbuhkan semangat para pelaku bisnis untuk lebih meningkatkan nilai tambah produk mereka melalui pengembangan desain. Pelaksanaan dan penjurian GDI 2020 kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumya karena mempertimbangkan keselamatan dan kesehatan tim juri dan peserta. Maka, penjurian dilakukan bersamaan secara luring dan virtual,” ujar Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kasan.
Kasan menjelaskan, keikutsertaan perwakilan juri Good Design Award atau G-Mark pada penjurian GDI tahap ke-2, merupakan realisasi dari program pertukaran juri antara Ditjen PEN sebagai penyelenggara GDI di Indonesia dengan JDP sebagai penyelenggara GDA di Jepang.
“Ini memperlihatkan bahwa penilaian dan kriteria pemenang GDI sudah sesuai standar global. Namun demikian, para pemenang ini nantinya akan dikurasi lagi untuk mendapatkan pelatihan export coaching demi meningkatkan akses pasar,” ujar Kasan.
Kasan menegaskan pandemi COVID-19 tidak menyurutkan semangat pelaku bisnis Indonesia untuk terus berkarya. “Semangat ini penting ditumbuhkan guna memajukan produk lokal agar bisa menembus pasar internasional dan bersaing di kancah global, sehingga dapat meningkatkan ekspor non-migas Indonesia,” tambah Kasan.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Produk Ekspor Olvy Andrianita mengungkapkan penerima penghargaan GDI akan terbagi dalam tiga predikat, yaitu 1 penerima “GDI of the Year”, beberapa penerima “GDI Best”, dan beberapa penerima sertifikat “Good Design Indonesia” yang memperoleh nilai minimum 80 dan jumlahnya ditentukan sesuai penilaian tim juri berdasarkan empat kriteria
utama, yaitu kreativitas dan inovasi baru, laku terjual di pasar domestik dan internasional, memiliki dampak sosial yang baik, dan berkelanjutan di tingkat rantai pasok.
Dalam penjurian tahap II ini, 37 peserta hadir langsung ke Jakarta dan 46 peserta hadir secara virtual dengan tetap mengirimkan produk yang diperlombakan. Sisanya 6 peserta berhalangan hadir dan tidak mengirimkan produk desainnya.
“Pada GDI 2020, tim juri GDI menilai secara langsung melalui pengamatan fisik desain, produk dan konsep desain yang dilombakan serta mendengarkan pemaparan dari masing-masing peserta. Selain itu, juri juga melihat bagaimana peserta dalam menerima kritik dan masukan dari juri untuk perbaikan desain produknya,” ujar Olvy.
Dari 89 produk, sejumlah produk berhasil menarik perhatian juri dan memiliki peluang besar untuk mendapatkan GDI Best ataupun GDI of the Year.
“Semua produk memiliki keunggulan masing-masing dan tidak mudah menentukan siapa yang terbaik. Produk atau desain yang terbaik dan dipilih tersebut diharapkan dapat menjadi primadona ekspor dan meningkatkan devisa,” ungkap Olvy.
Sejumlah karya, menurut Olvy, sangat menarik dan memberikan inspirasi. Produk konstruksi dinding dari keramik; kursi anyaman; lampu dekorasi dari ritsleting; wadah anyaman kombinasi bambu dan kayu; kursi rotan yang datar; keranjang buah dari anyaman pandan dan daun ilalang, kain syal indigo motif batik berbahan baku katun dan sutera lokal dari ulat yang memakan daun singkong dan kain syal dari bahan rami yang sangat unik.
Tak hanya itu, desain-desain pada produk kursi minimalis dari kayu tumpuk, travel guitar, tikar anyaman rumput jerami dan wadah dari bambu juga sangat menarik perhatian juri karena potensi ekspornya tinggi di pasar Jepang dan global seperti Argentina, Brasil, Amerika Serikat, Jepang, Singapura, RRT, dan Korea Selatan.
Yang tak kalah istimewa adalah tas kulit tanpa jahitan yang sudah diekspor ke Jepang dan Amerika Serikat. Begitu pula wadah buah dari daun gebang asal NTT yang sudah diekspor ke AS, Eropa, Australia, Singapura, dan Hong Kong serta produk home decor dari bahan daur ulang yang terinspirasi dari instrumen gamelan dan sudah diekspor ke Asia Tenggara.
Desain produk lain tak kalah dengan produk lainnya seperti desain arsitektur hunian mikro kombinasi plywood dan besi; desain booth pameran yang sudah diekspor ke RRT; tea set yang sudah diekspor ke Singapura; kain rangrang dari Nusa Penida, tas ransel; dan peralatan elektronik serta konsep panduan wisata yang dikemas dalam bentuk buku yang menarik karena menampilkan permainan untuk menemukan lokasi tempat wisata dan tempat kuliner.
Di antara peserta GDI tahun ini, terdapat beberapa desainer pemenang GDI dan G-Mark tahun sebelumnya, yang menyajikan inovasi produk berdasarkan kritik dan masukan para juri tahun-tahun sebelumnya.
“Nama-nama pemenang akan diumumkan pada akhir Juni 2020. Saya yakin dengan desain yang inovatif dan inspiratif, produk ekspor Indonesia yang dikerjakan dari tangan-tangan terampil anak- anak bangsa, akan tetap unggul dalam persaingan global,” imbuhnya.
Tahun ini, tim juri GDI diketuai Presiden International Council for Small Business (ISBC) Indonesia sekaligus Deputy Chairman-Mark Plus Inc, Jacob Silas Mussry. Sedangkan anggota tim juri terdiri dari Former Chairman Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII), Dino Fabriant; Sekretaris Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) sekaligus pendiri Mira & Associates, Mira Prihatini; Editor in Chief Femina dan Editorial Director Prana Group, Petty S. Fatimah; Executive Officer R&D Directorate PT Astra Daihatsu Motor, Pradipto Sugondo; Creative Director PT Parama Bayu Kreasi, Rama Soeprapto; Owner Shigeki Fujishiro Designer sekaligus perwakilan juri Good Design Award (GDA 2020), Shigeki Fujishiro; Konsultan Pemasaran Digital dan Dosen Paska Sarjana LSPR Communication & Business Institute, Tuhu Nugraha Dewanto; Co-Founder Arcadia Architect & M Bloc Space, Jacob Gatot S.; dan Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kemendag, Olvy Andrianita. Perwakilan juri Good Design Award dan tim pengamat (observer) dari Japan Institute of Design Promotion, biasanya hadir ke Jakarta pada tahun-tahun sebelumnya untuk penjurian tahap ini.
Selain itu, Olvy menjelaskan, penjurian GDI di Jakarta ini sekaligus menjadi tahapan seleksi awal sebelum memasuki 2nd screening GDA di Jepang. Produk penerima penghargaan GDI of the Year dan GDI Best akan difasilitasi oleh Ditjen PEN untuk mengikuti tahap seleksi akhir GDA pada 18-20 Agustus 2020 di Aichi Sky Expo, Jepang. Fasilitasi tersebut yaitu dari sisi kemudahan pendaftaran, pengiriman, pembiayaan, dan publikasi melalui GDA Yearbook. Produk-produk GDI tersebut akan berkompetisi dengan para finalis dari negara-negara lain. Karena kondisi sulit saat ini di Jepang dan negara lainnya terkait isu COVID-19, maka acara penganugerahan G-Mark ditiadakan.
Selain pasar Jepang, Kementerian Perdagangan juga mendorong produk tersebut dapat memperoleh pasar di negara lainnya melalui penjaringan buyers oleh Atase Perdagangan dan ITPC serta kerja sama dengan ajang desain berkelas dunia lainnya seperti Red Dot dan IF Design Award di Jerman, Gold Pin Design Award di Taiwan, atau Core77 Design Award di Kanada.
Dikatakan Olvy, para pemenang juga akan dibantu pemasarannya di dalam negeri melalui kerjasama antara Ditjen PEN dengan Alun-Alun Indonesia di Jakarta yang direncanakan pada bulan September 2020.
Ketua Tim Juri Jacob Mussry mengaku sangat surprise dengan produk para peserta. “Kualitas produk peserta GDI sangat lengkap karena memadukan idealisme dan komersial. Tidak hanya bagus secara desain tetapi juga marketable,“ ujarnya.
Desain lainnya sangat juga sangat kuat pada konsep dan memiliki nilai humanity yang tinggi. “Meski terjadi pandemi, hal ini tidak mengurangi kualitas karya-karya desain orang Indonesia, buatan Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu, Hanung peserta GDI yang memproduksi gitar, mengaku bangga ikut dalam ajang seleksi GDI 2020. “Saya bisa belajar, bertemu dengan para desainer dan tim juri, serta meningkatkan jejaring dengan para desainer di Indonesia. Harapannya mendapat insight baru dan belajar dari pengalaman-pengalaman para produk desainer sekaligus mengenalkan produk gitar travel lebih luas lagi,” kata Hanung. Ia mengaku sudah membuka cabang distributor di sejumlah kota di Indonesia seperti di Bandung, Jakarta, Bali dan Sidoarjo. Untuk distributor di luar negeri, seperti Singapura dan Australia.
Platform Menuju Pasar Global
GDI bukan sekedar ajang desain semata yang memberikan hadiah berupa uang bagi pemenang. Visi GDI adalah menjadi platform bagi desainer dan pelaku usaha lokal menuju pasar global. Untuk itu, beberapa stimulus atau bantuan untuk ekspor yang ditawarkan Ditjen PEN kepada para pemenang
diwujudkan berupa peluang bisnis, informasi dan peluang pasar ekspor, serta kesempatan promosi, baik di dalam maupun luar negeri.
Sebagai upaya mendorong peningkatan ekspor di Indonesia, Ditjen PEN juga memberikan fasilitas bagi pemenang GDI berupa kesempatan membangun kerjasama dagang dengan sejumlah pembeli lokal maupun buyers asing, melalui perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri.
Dirjen PEN Kasan mengapresiasi kerjasama yang telah dijalin antara Kemendag melalui Ditjen PEN dengan JDP sejak tahun 2017, dalam rangka mengembangkan sektor desain di kedua negara. Dengan terseleksinya produk-produk yang memiliki nilai tambah dan daya saing tinggi dipasar global melalui penyelenggaraan GDI, diharapkan kinerja ekspor nonmigas nasional akan terdongkrak terutama ke pasar Jepang.
“Sebagai apresiasi, para pemenang GDI of the Year dan GDI Best tahun ini akan dianugerahkan trofi GDI karya Arleta Rachma Wibowoputri, pemenang Kontes Desain Trofi GDI. Terinspirasi dari bentuk & filosofi obor, desain baru trofi GDI menampilkan kemewahan material marmer yang memiliki sifat timeless atau tak lekang oleh waktu. Di sini, Ditjen PEN mengharapkan kreativitas dan inovasi para desainer dan pelaku usaha lokal akan terus berkembang hingga di masa-masa mendatang. Penganugerahan GDI tahun ini rencananya akan dilaksanakan pada bulan September 2020, ” ujar Kasan.