Banjarmasin, 18 Juni 2020 – Dalam rangka mengembangkan rawa di Indonesia, sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan ketahanan pangan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengadakan seminar secara virtual (webinar) Series 01 dengan tema Tantangan Pengembangan Rawa di Indonesia. Kegiatan yang dibuka oleh Kepala BPSDM PUPR, Sugiyartanto, itu difasilitasi oleh Balai Pengembangan Kompetensi PUPR Wilayah VII Banjarmasin, Kamis (18/6).
Kepala BPSDM PUPR, Sugiyartanto, dalam sambutannya melalui konferensi video dari Jakarta, mengatakan webinar mengenai Tantangan Pengembangan Rawa di Indonesia, selain sebagai bagian dari pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) PUPR sekaligus juga sebagai upaya pengembangan lahan rawa di Indonesia. Diharapkan kegiatan tersebut bisa memberikan ilmu yang bermanfaat dan memiliki nilai-nilai ilmiah luhur yang akan berdampak bagi kebaikan masyarakat, bangsa, dan negara.
Berkaitan dengan ketahanan pangan, serangkaian pembangunan bidang pertanian telah diupayakan oleh pemerintah. Tren positif yang ditunjukkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2015 menunjukkan, rata-rata jumlah produksi padi nasional dari 1993 meningkat sebesar 1,2 juta ton/tahun. Namun begitu tetap ada ancaman terhadap produksi pertanian padi di Indonesia, sebagai akibat semakin maraknya alih guna fungsi lahan pertanian serta adanya keterbatasan sumber daya.
Salah satu narasumber webinar, F.X. Suryadi, dosen senior di IHE Delft, dalam paparannya mengemukakan mengenai kondisi topografi Indonesia, dengan memberikan contoh mengenai pengembangan rawa di Kalimantan Tengah dalam upaya menunjang budi daya tanaman pangan. Ia menjelaskan, sumber daya tanah pada umumnya, adalah gambut dan atau pirit. Masing-masing sumber daya tanah tersebut mempunyai karakteristik khusus yang harus diperhatikan untuk suksesnya pengembangan lahan.
Selain Suryadi, webinar mengenai Tantangan Pengembangan Rawa di Indonesia, yang dimoderatori oleh Kepala Balai Rawa Kementerian PUPR, Parlinggoman Simanungkalit, dengan diikuti 375 peserta tersebut, juga menghadirkan narasumber lain, yakni Budi Santoso Wignyonsukarto dan Suparji, yang merupakan dosen senior di Universitas Gajah Mada.