Dirjen Vokasi: Pilih Prodi Sesuai Minat dan Bakat

Jakarta, 19 Mei 2020, Kemendikbud — Seleksi Bersama Masuk Politeknik Negeri (SBMPN) 2020 yang pada tahun sebelumnya bernama Ujian Masuk Politeknik Negeri (UMPN) telah dibuka. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Vokasi) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto mengatakan para calon mahasiswa yang mendaftar SBMPN 2020 harus diawali dengan pemilihan bidang vokasi yang tepat sesuai minat (passion). Salah satunya adalah mampu menentukan dan meneguhkan minat dan bakatnya melalui pemilihan program studi yang sesuai agar memiliki visi yang jelas.

“Cobalah dalami passion-nya. Jika lebih senang analitikal, masuk ke S1 namun kalau karakternya menyukai penerapan ilmu, pilihlah vokasi. Masuk ke sana (perguruan tinggi) mau jadi apa, kemudian pikirkan apakah pilihan pekerjaan itu akan membahagiakan calon mahasiswa tersebut, jika pertanyaan ini bisa dijawab, maka passion-nya sudah tepat,” demikian disampaikan Wikan dalam sambutannya saat membuka SBMPN secara dalam jaringan (daring) Selasa (19/5/20) di Jakarta.

Wikan juga memotivasi para pendaftar berprestasi yang secara ekonomi terbatas kemampuannya untuk tetap berjuang memanfaatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. “SBMPN harus berjalan, produktivitas tidak boleh turun, jangan menyerah dengan pandemi ini. Bagi masyarakat dengan keterbatasan ekonomi namun berprestasi maka KIP kuliah dapat dimanfaatkan. Pilih prodi sesuai passion , bakat, minat dan visi Anda karena this is gonna be your future demi Indonesia yang lebih baik di masa depan,” ujar Wikan penuh semangat.

Dari tahun ke tahun jumlah politeknik peserta jalur penerimaan ini terus meningkat. Wikan mengatakan, hingga tahun 2019 tercatat sudah 42 politeknik yang mengikuti seleksi ini. “Semoga tahun ini jumlah pesertanya meningkat dua kali lipat dari tahun lalu seiring juga dengan kualitasnya,” harap Wikan.

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia mengakibatkan banyak adaptasi dalam berbagai sektor. Salah satunya mempengaruhi mekanisme dan seleksi penerimaan mahasiswa baru di hampir seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Tidak terkecuali dengan SBMPN 2020, seleksi yang rencananya akan dilakukan melalui skema ujian, kini berubah menjadi portofolio.  

Pada saat yang sama, ketua SBMPN 2020, Zainal Arief mengatakan, penerimaan mahasiswa baru politeknik negeri tahun ajaran 2020/2021 merupakan agenda tahunan di mana seleksinya dibagi menjadi beberapa tahap. “Seleksi tahap pertama yaitu SNMPN yang berbasis portofolio,  selanjutnya SBMPN yang berbasis portofolio pada tahap kedua, dan tahap ketiga yaitu jalur mandiri yang diserahkan (mekanismenya) ke masing-masing politeknik,” jelas Zainal.

Terkait jadwal pendaftaran, Zainal menjelaskan pendaftaran dibuka sejak tanggal 19 Mei 2020 s.d. 25 Juni 2020, sedangkan pengumuman SBMPN dijadwalkan pada tanggal 4 Juli 2020. “Kita menarik biaya kepada calon pendaftar sebesar Rp 150.000,- yang mencakup biaya pendaftaran, verifikasi data dan pengumuman,” tutur Zainal lebih lanjut.

Menjawab mekanisme SBMPN, Zainal menerangkan bahwa langkah awal adalah registrasi dan pembayaran. Selanjutnya peserta akan memperoleh username dan password untuk bisa login.  Peserta harus mengisi data secara lengkap termasuk melampirkan informasi terkait kepemilikan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah). “Pengisian data secara online adalah wajib, upayakan untuk memperoleh jaringan yang stabil saat melakukan proses pengisian data. Jika yakin data yang diisi sudah benar dan lengkap, baru dikirim,” terangnya.

Jalur SBMPN merupakan seleksi yang diperuntukkan bagi calon peserta/siswa sekolah yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bidang vokasi atau politeknik negeri di seluruh Indonesia. Pola seleksi ini tertuang dalam suatu sistem terpadu dan diselenggarakan secara serentak melalui seleksi prestasi akademik siswa dalam mengikuti pendidikan di Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Madrasah Aliyah, atau Kejar Paket C. Peserta didik yang diperbolehkan mengikuti SBMPN tahun ini adalah lulusan tahun 2018, 2019, dan 2020.

Masyarakat yang membutuhkan informasi lebih lanjut dapat mengakses laman https://sbmpn.politeknik.or.id,  atau menghubungi politeknik terdekat yang tergabung dalam SBMPN ini. Selain itu dapat mengakses kanal informasi SBMPN di instagram, twitter maupun menghubungi call center melalui nomor Whatsapp 081227002600.

Tingkatkan Kepercayaan, Percepat Link and Match Dengan DUDI

Dirjen Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto mengatakan, vokasi harus terus melakukan inovasi dan terobosan. Meski sebagian besar sudah berkolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), link and match harus terus ditingkatkan.

“Kami mendorong agar vokasi benar-benar ’menikah’ dengan dunia usaha dan industri. Kurikulum harus kolaborasi, pengajar tamu rutin, ada sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa yang sudah magang, dan penyerapan lulusan harus dilakukan lebih. Jangan pernah puas, selalu perbaiki berinovasi lebih sempurna lagi, harus kita kejar,” ucapnya.

Menurut Wikan, kemampuan berkomunikasi adalah hal yang utama dalam menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan industri. “Industri kalau diajak ngomong  clear  apa yang mereka butuhkan maka industri akan dengan senang hati mau berhubungan baik dengan kita. Dudi yang punya mindset bahwa SDM adalah investasi yang sangat strategis dan pondasinya ada di dunia pendidikan, pasti mau bekerja sama ,” terang Wikan.  

“Jika kita bisa buktikan lulusannya sesuai dengan kebutuhan, malah dudi akan rebutan untuk kerja sama dengan kita bahkan mau membuat prodi khusus yang menjadi kebutuhan. Kuncinya adalah komunikasi, kesepakatan, komitmen, maka akan tercipta kepercayaan trust,” ungkap Wikan menambahkan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pembinaan SMK M. Bakrun Dahlan sependapat dengan perlunya mendekatkan diri dengan dunia usaha dan industri. Dengan begitu kata dia, antara kedua belah pihak bisa saling mengenal dan tahu apa yang dibutuhkan. “Pertama kita harus tahu kompetensi apa yang diperlukan dunia usaha dan industri. Untuk tahu itu kita harus dekat dengan mereka. Jika kita sudah mendapat jawabannya baru kita kembangkan kurikulumnya. Saat ini kita terus optimalkan link and match antara vokasi dengan dudi,” jelas M. Bakrun.

Sejalan dengan konsep yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tentang ‘pernikahan massal’ antara vokasi dengan dudi, Wikan kembali menjabarkan hal-hal yang perlu dilakukan dalam mempercepat implementasi konsep tersebut.

Pertama sepakati tujuan, apa yang ingin diciptakan dan ramu mekanismenya bersama-sama. Kedua, undang tenaga ahli untuk mengajar dalam kerangka kurikulum yang telah disepakati. Ketiga, susun program magang di dudi yang konsepnya di desain bersama-sama, evaluasi prosesnya dan terus perbaiki.  

Keempat, beri legalitas kepada peserta yang telah selesai magang berupa sertifikat kompetensi yang disahkan oleh perguruan tinggi dan industri. “Akan sangat baik jika lulusan magang bisa menghasilkan prototype yang real berbasis masalah yang ditemukan di dudi,“ imbuh Wikan.

Kelima, dunia usaha dan industri bisa berkontribusi kepada mahasiswa vokasi dengan pemberian beasiswa, ikatan, dinas, maupun sumbangan alat praktek. Alat-alat praktek yang bagus dapat menunjang pembelajaran. “Wajar bagi industri memiliki alat-alat canggih sesuai perkembangan teknologi karena ia berhubungan langsung dengan pasar professional yang mengedepankan tuntutan kualitas produk barang maupun jasanya. Akan sama baiknya jika mahasiswa memiliki alat peraga yang relevan untuk mendukung proses pembelajarannya,” jelas Wikan.

Keenam, libatkan mahasiswa dalam membuat produk inovasi dosen maupun perguruan tinggi, kemudian buat patennya dan produksi secara massal agar lebih berdaya guna bagi masyarakat luas. Ini yang disebut teaching industry. “Bisa dibayangkan, pernikahan massal ini harus terjadi secara simultan dan tidak berhenti untuk improving,” kata Wikan.

Menambahkan penjelasan Dirjen Vokasi, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Agus Indarjo menyampaikan perlunya sosialisasi dan publikasi yang lebih masif untuk mengenalkan hasil dari berbagai praktik baik dari konsep ‘pernikahan massal’ ini. Hal ini bertujuan agar menginspirasi banyak orang untuk tidak hanya berminat dengan pendidikan vokasi namun juga bersemangat untuk berkreasi di dunia vokasi.  

“Saat ini promo publikasi sangat minim padahal banyak praktik/program baik yang jarang terekspos. Oleh karena itu kita dorong agar vokasi ditingkatkan mutunya dan jumlah peminatnya.  Ini adalah langkah penting dan momentum bagi calon mahasiswa dalam menentukan visinya sebelum mengisi dunia kerja,” pungkas Agus. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *