Ditengah Pandemi Covid 19, Ekspor Pertanian Gorontalo Tambah Ragam Baru

Gorontalo – Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) memberikan apresiasi kepada para pelaku usaha agribisnis Gorontalo yang dapat menambah daftar ragam komoditas ekspor baru di tengah masa pandemi Covid-19.

“Ini sebuah prestasi tersendiri disaat kondisi yang serba terbatas akibat wabah global, sektor pertanian Gorontalo berhasil mengekspor komoditas baru berupa produk turunan sawit PAO (palm acid oil, red),” kata Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) melalui keterangan tertulisnya di Jakarta (18/5).

Menurut Jamil, ekspor pertanian asal sub sektor perkebunan saat ini menempati posisi teratas, termasuk sawit. Secara nasional berdasarkan data lalu lintas sistem perkarantinaan pada kuartal pertama di tahun 2020, ekspor minyak sawit mentah Indonesia telah mencapai 89.287 ton. Hal ini lebih tinggi 9% dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 yakni sebesar 80.729 ton.

PAO asal Gorontalo ini diekspor perdana ke Cina dengan total sebanyak 201 ton dengan nilai Rp. 1,2 milyar. Negara tujuan, produk turunan ini dimanfaatkan sebagai bahan baku deterjen, sabun dan parfum. Sebagai informasi, PAO masuk dalam kategori minyak sawit mentah hasil olahan dari CPO (Crude Palm Oil) yang telah dibuang sebagai limbah dan disaring kembali untuk diambil kandungan minyaknya yang tersisa.

Ekspor Komoditas Pertanian Olahan Jadi Unggulan
Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo – red) untuk mendapatkan nilai tambah lebih besar, diharapkan petani dan para eksportir dapat mengekspor komoditas pertanian yang telah diolah, minimal menjadi barang setengah jadi.

“Komoditas sub sektor perkebunan Gorontalo yang telah masuk pasar ekspor adalah olahan kelapa dan tetes tebu,” ujar Indra Dewa, Kepala Karantina Pertanian Gorontalo.

Ditahun 2018, Indra menjelaskan bahwa Gorontalo masih mengekspor kelapa bulat ke Australia, namun di tahun 2019 hingga kini berkat sinegisitas yang terus dilakukan baik dengan dinas dan instansi terkait serta pengguna jasa komoditas setengah jadi bahkan jadi sudah dapat diekspor dari Gorontalo.

Kelapa tidak lagi dalam bentuk kelapa bulat tapi sudah dalam bentuk santan dan kelapa parut. Dari catatan sertifikasi ekspor diwilayah kerjanya, tercatat ekspor komoditas turunan kelapa ini di tahun 2019 sebanyak 389,4 ton. Sementara di tahun 2020, hingga bulan April sudah mencapai 397,8 ton. Kenaikan yang sangat signifikan, terlebih dikondisi pandemi.

“Ini yang akan terus kita dorong yakni mengekspor dalam bentuk jadi atau minimal setengah jadi. Upaya seluruh jajaran pertanian di Gorontalo dalam mendorong hal ini patut kita apresiasi,” tutup Jamil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *