JEPARA (14/5) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara memberikam dukungan benih kepiting sebanyak 102.800 ekor untuk mendorong kegiatan usaha yang tergolong baru yakni budidaya kepiting di tambak hari selasa lalu (12/5). Distribusi dukungan tersebut terus dilakukan KKP terhadap pembudidaya terdampak Covid-19 di daerah di Indonesia.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto di Jakarta, Kamis (14/5) mengatakan bahwa dukungan langsung akan terus dilakukan selama pandemi Covid-19 untuk meningkatkan daya ungkit terhadap nilai tukar pembudidaya ikan. Slamet juga menyampaikan bahwa pihaknya mendistribusikan bantuan benih kepiting ke masyarakat setelah BBPBAP Jepara mampu melakukan pembenihan secara massal. Ia mengungkapkan sebagai komoditas yang diminati pasar baik ekspor maupun domestik, keberhasilan pembudidayaan kepiting akan menopang suplai sekaligus penyangga stok kepiting yang sebelumnya banyak mengandalkan benih dari alam.
“Pendistribusian benih kepiting ke kelompok masyarakat untuk menciptakan peluang usaha baru. Disisi lain, pembudidayaan kepiting diharapkan akan menopang suplai bagi permintaan pasar. Hal lainnya yakni dalam rangka upaya pengendalian tangkap, sehingga nantinya benih tidak seluruhnya tergantung dari alam”, jelas Slamet.
Slamet juga mengatakan bahwa KKP sesuai arahan Menteri Kelautan dan Perikanan akan mulai menggarap pembudidayaan kepiting soka. “Pak Menteri ingin budidaya kepiting soka bisa bangkit karena pasar sangat terbuka dan nilai ekonominya tinggi. Keberhasilan pembenihan kepiting secara massal, saya kira jadi harapan baru untuk menggenjot produksi kepiting dari hasil pembudidayaan, tentunya disertai dengan upaya budidaya yang berkelanjutan”, pungkasnya.
Ketua Kelompok Pembudidaya, Didik Kristianto saat menerima bantuan benih kepiting mengungkapkan bahwa dukungan benih sangat membantu untuk menciptakan peluang usaha baru bagi masyarakat di Pekalongan.
“Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan ini. Komoditas kepiting ini permintaannya tinggi dan harganya juga menggiurkan, maka dengan adanya pembudidayan kepiting ditambak kami bisa suplai kepiting hasil budidaya dan mengurangi tangkapan dari alam”, ungkap Didik.
Teknologi Pembenihan Telah Dikuasai Baik
Sementara itu, Kepala BBPBAP Jepara, Sugeng Raharja saat dikonfirmasi, mengatakan bahwa timnya memang cukup lama konsen untuk melakukan perekayasaan perbenihan kepiting. Hasilnya menurut Sugeng saat ini pihaknya telah berhasil memproduksi benih secara massal yang bisa untuk menopang kebutuhan kepiting yang selama ini bergantung dari tangkapan alam. Sugeng juga menyampaikan kalau selama ini kepiting bertelur secara alami di alam, saat ini pihaknya juga telah mampu membuat kepiting bertelur.
“Keberhasilan produksi benih kepiting ini merupakan upaya kami untuk menjamin agar keberadaan kepiting ini terus sustainable. Ini juga akan membuka alternatif usaha bagi petambak. Secara teknis, rata-rata survival rate (SR) benih yang berhasil diproduksi yakni 8 – 20 % dan kami berupaya untuk terus menggenjot produktivitas yang lebih optimal. Selama pandemi Covid-19 ini kami akan fokus untuk beri dukungan langsung, termasuk yang kemarin kita berikan ke kelompok pembudidaya di Pekalongan”, ungkap Sugeng.
Sebagai informasi BBPBAP Jepara juga telah melakukan pendampingan pembenihan dan budidaya kepiting di beberapa daerah antara lain Belitung, Tanjungpinang,Tarakan, Kubu Raya dan Indragiri Hilir. Hingga saat ini, sebagian dari para pembudidaya sudah mampu memproduksi benih kepiting secara mandiri.