PT Angkasa Pura II Menyiapkan 3 Skenario di Tengah Pandemi COVID-19

Jakarta – Pandemi global COVID-19 merupakan tantangan luar biasa bagi industri penerbangan global.

Direktur General Airport Council International (ACI) Angela Gittens dalam publikasi pada 3 April 2020, mengatakan bahwa lalu lintas penumpang pesawat di dunia pada tahun 2020 pada awalnya diperkirakan mencapai 9,5 miliar penumpang, naik 4,39% dibandingkan dengan 2019 sekitar 9,1 miliar.

Namun, melihat perkembangan akibat pandemi global COVID-19, perkiraan ini diyakini belum tercapai, berdasarkan realisasi Triwulan I / 2020.

Lalu lintas penumpang di dunia pada Januari adalah 6,9% lebih rendah dari perkiraan semula, lalu pada Februari 22,9% lebih rendah dan Maret lebih rendah 53,1%.

Secara kumulatif, lalu lintas penumpang pesawat di dunia selama Januari-Maret 2020 adalah 28,3% lebih rendah (setara dengan 620 juta penumpang) dibandingkan dengan perkiraan awal.

Melihat kondisi ini, ACI memperkirakan bahwa jumlah penumpang pesawat di dunia pada tahun 2020 hanya sekitar 5,9 miliar penumpang atau 38% dikoreksi (setara dengan 3,6 miliar penumpang) dibandingkan dengan perkiraan awal 9,5 miliar penumpang.

Dampaknya di Indonesia

Sektor penerbangan nasional juga cukup terpengaruh oleh pandemi COVID-19.

Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) pada tanggal 26 Maret 2020 mengungkapkan bahwa jumlah penumpang pesawat sejak bulan lalu telah menurun secara dramatis dan sejalan dengan itu maskapai penerbangan nasional telah mengurangi jumlah penerbangan, baik rute dan frekuensi, hingga 50% atau lebih.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pada konferensi APBN KITA pada hari Jumat 17 April 2020, mengungkapkan bahwa selama Januari – Februari 2020 ada 12.703 penerbangan dibatalkan di 15 bandara utama di Indonesia, yang terdiri dari 11.680 penerbangan domestik dan 1.023 penerbangan internasional.

Lebih lanjut, Menteri mengungkapkan bahwa sektor layanan udara kehilangan pendapatan sebesar Rp207 miliar, di mana Rp48 miliar berasal dari penerbangan ke dan dari Cina.

Tren penurunan lalu lintas penumpang dan pergerakan pesawat di tengah COVID-19 juga terasa di bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan jumlah penumpang pesawat di 19 bandara perusahaan tahun ini awalnya diperkirakan 93,92 juta penumpang.

“Tapi kemudian pandemi global COVID-19 terjadi, dan dengan melihat tren yang ada dan mempertimbangkan situasi, kondisi, perkembangan kebijakan industri dan regulator, diperkirakan jumlah penumpang tidak akan mencapai 93,92 juta penumpang.”

“Kami telah menentukan bahwa ada 3 skenario sebagai dasar untuk menerapkan strategi di tengah-tengah pandemi ini. Skenario adalah Skenario Terbaik, Skenario Buruk dan Skenario Terburuk,” jelas Muhammad Awaluddin.

Muhammad Awaluddin menjelaskan bahwa dalam Skenario Terbaik, perkiraan jumlah penumpang pesawat di 19 bandara mencapai 68,22 juta penumpang atau 27% lebih rendah dari perkiraan awal, sedangkan Skenario Buruk bisa sebanyak 63,49 juta penumpang atau 32% lebih rendah dari perkiraan awal , dan dalam Skenario Terburuk jumlah penumpang cenderung menjadi 57,80 juta atau 38,45% lebih rendah dari perkiraan awal. Perkiraan jumlah penumpang berdasarkan 3 kriteria di atas didasarkan pada akhir pandemi, kecepatan pemulihan industri penerbangan dan periode normal yang ditandai oleh kondisi ekonomi yang telah stabil.

Dalam menghadapi tantangan COVID-19 ini, PT Angkasa Pura II telah menetapkan strategi mitigasi risiko, yaitu Business Continuity Management yang terdiri dari 3 fase, yaitu Business Survival, Business Recovery, dan Business Sustainability.

Perusahaan saat ini sedang melakukan fase Survival Bisnis dengan tujuan termasuk perlindungan tenaga kerja, kepemimpinan biaya, pemilihan prioritas investasi dan mengoptimalkan arus kas perusahaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *