Standard Chartered Bank: Ekonomi Indonesia Tetap Stabil di 2020


Warning: mysqli_query(): (HY000/1114): The table '(temporary)' is full in /home/u6998656/public_html/wp-includes/class-wpdb.php on line 2345

Jakarta, 15 Januari 2020 – Standard Chartered Bank (“Bank”) hari ini meluncurkan laporan Global Focus – Economic Outlook 2020 dalam acara tahunan Global Research Briefing & Investor Forum (GRB), yang dihadiri sekitar 200 pemangku kepentingan Bank, termasuk pemerintah, lembaga keuangan internasional dan nasional, serta para pelaku bisnis bertempat di Hotel Mulia, Jakarta. Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia berkenan memberikan keynote speech dan membuka acara tahun ini. Selain itu, perwakilan dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia serta perwakilan dari Bank Indonesia, juga berkenan memberikan paparan dalam diskusi keynote panel di awal acara.

David Mann, Global Chief Economist, Standard Chartered, Eric Robersten, Global Head of FX, Rates & Credit Research, Standard Chartered, serta Aldian Taloputra, Senior Economist, Standard Chartered Bank Indonesia, memberikan paparan mengenai proyeksi ekonomi global dan Indonesia di 2020. GRB juga menghadirkan diskusi panel dengan para pembicara yang meliputi analis politik, lembaga pemeringkat dan juga lembaga pembiayaan infrasruktur untuk memberikan pandangan pasar yang lebih mendalam. Sejumlah paparan dan diskusi mendalam dari berbagai pembicara di GRB diharapkan dapat memberikan arahan bagi para pelaku usaha dalam mengambil kebijakan dan keputusan bisnis di 2020.

Para ekonom Standard Chartered melihat bahwa 2020 akan menjadi tahun ketika ekonomi global tumbuh secara terkendali dan stabil. “Kami memperkirakan ekonomi global tumbuh 3,3%, sedikit lebih tinggi dari perkiraan 3,1% kami untuk 2019. Tiongkok kemungkinan akan stabil pada tingkat minimum yang diperlukan untuk menggandakan PDB pada tahun 2020 dibandingkan 2010 (sesuai target resmi), sebelum melemah lebih lanjut pada tahun 2021. Kami memprediksi ekonomi AS melambat lebih lanjut menjadi 1,8% pada tahun 2020 dan pertumbuhan kawasan Euro tetap lemah,” jelas David Mann.

Dalam laporan Global Focus – Economic Outlook 2020, dijelaskan bahwa siklus positif untuk pertumbuhan global harus melawan tiga hambatan struktural jangka panjang: utang, demografi dan deglobalisasi. Beban utang adalah masalah di beberapa negara besar. Peningkatan pesat dalam pinjaman pada tahun-tahun sebelumnya membantu Tiongkok mengatasi krisis keuangan global dan krisis utang Eropa. Tetapi utang yang dihasilkan akan menjadi hambatan bagi pertumbuhan di tahun-tahun mendatang. Tidak hanya utang, banyak negara di dunia akan mengalami tantangan pertumbuhan akibat populasi yang menua, di antaranya Jepang, Italia, Jerman, Thailand, RRT, Hongkong, Taiwan, Korea Selatan dan Singapura. Sentimen anti-globalisasi dan proteksionisme juga menjadi salah satu hambatan struktural yang signifikan. Selain ketegangan perdagangan AS-Cina yang telah menjadi salah satu catatan utama pemerintahan Trump, AS juga telah bergeser ke arah sikap yang lebih proteksionis sejak 2008. Negara-negara berkembang merupakan yang paling berisiko dari deglobalisasi lebih lanjut, setelah sebelumnya menerima manfaat terbesar dari pertumbuhan yang didorong oleh ekspor dalam dua dekade sebelumnya.

Untuk Indonesia sendiri, Standard Chartered memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,1% di 2020, sedikit lebih tinggi dari 5,0% di 2019. Rupiah juga diprediksi menguat dari Rp13.900 di akhir 2019 menjadi Rp13.800 di akhir 2020. “2020 merupakan tahun stabilisasi bagi Indonesia. Kami memperkirakan pertumbuhan akan meningkat di paruh kedua 2020 seiring momentum peningkatan investasi, dan juga konsumsi rumah tangga yang pulih dari penyesuaian harga (diharapkan terjadi di H1-2020) dan menghilangnya efek basis tinggi dari Pemilu tahun lalu. Kami memproyeksikan pertumbuhan yang stabil dalam konsumsi rumah tangga dengan pasar tenaga kerja yang sehat dan meningkatnya belanja sosial pemerintah untuk meredam dampak kenaikan harga barang yang diatur pemerintah,” ujar Aldian Taloputra.

Andrew Chia, Chief Executive Officer, Standard Chartered Bank Indonesia mengatakan, “Standard Chartered optimis akan pertumbuhan Indonesia yang stabil di 2020. Di 2019, kami melihat fundamental Indonesia tetap sehat di tengah turbulensi ekonomi global. Ketahanan ekonomi Indonesia di 2019 membawa optimisme positif memasuki 2020, namun demikian kami juga tetap awas mengingat guncangan ekonomi global dapat tetap berpengaruh ke Indonesia.”

“Sebagai bank tertua di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 156 tahun, kami bangga dapat dilibatkan oleh Pemerintah untuk mendukung agenda ekonomi dan pembangunan nasional. Sebagai bagian dari komitmen Standard Chartered untuk Indonesia, Bank telah bekerja sama dengan pemerintah dalam mempromosikan Indonesia sebagai tujuan investasi dengan memanfaatkan jaringan, keahlian pasar, dan hubungan dekat kami dengan klien kami. Kami telah melakukan beberapa road show bersama untuk mempromosikan Indonesia dan telah mengumpulkan minat serius dari perusahaan di seluruh kawasan untuk mendirikan usaha di negara ini,” tambah Andrew.

Tentang Standard Chartered

Kami adalah grup perbankan internasional terdepan dengan kehadiran di 60 negara paling dinamis di dunia, dengan melayani klien-klien di 85 negara lainnya. Kami memiliki tujuan untuk mendorong perdagangan dan kemakmuran melalui keberagaman unik kami. Warisan dan nilai-nilai kami tercermin di janji brand kami, yaitu Here for good.

Standard Chartered PLC tercatat di Bursa Efek London dan Hongkong, serta juga di Bursa Efek Bombay dan Nasional di India.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *