Kementerian Perindustrian gencar memacu kualitas perajin di sektor industri kecil dan menengah (IKM) agar semakin memperkaya kreativitas dan ide dalam berkarya. Upaya strategis ini diyakini akan mampu mendongkrak daya saing IKM nasional hingga kancah global.
“Supaya sektor industri kita terus berkembang dengan lebih kompetitif, maka itu perlu meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya, yang nantinya menjadikan atau menghasilkan sebuah produk unggulan industri Indonesia,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih pada pembukaan Pameran Nuansa Tanpa Batas di Jakarta, Senin (2/12).
Dirjen IKMA mengapresiasi Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) yang menggelar pameran tersebut. Sebab, selain sebagai ajang memperkenalkan berbagai produk industri binaannya, juga menjadi jembatan memperbanyak jaringan bisnis dan memperluas akses pasar pelaku usahanya.
“Apalagi, IPEMI memiliki cabang di seluruh Indonesia, sehingga membuka peluang pasar yang luas dan dapat memberikan wawasan bagi para pelaku usaha lainnya. Jadi, IKM kita semakin mandiri, tangguh dan sejahtera,” tuturnya.
Gati menjelaskan, salah satu upaya pemerintah mendorong perekonomian nasional saat ini, yaitu dengan menggenjot kinerja industri termasuk sektor IKM. Jumlah IKM di dalam negeri telah melampaui 4,4 juta unit usaha atau mencapai 99% dari seluruh unit usaha industri di Tanah Air.
Selain itu, sektor industri mikro, kecil, dan menengah sudah menyerap hingga 10,5 juta tenaga kerja atau berkontribusi 65% dari sektor industri secara keseluruhan. Artinya, IKM berperan penting menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional.
“Selain ditunjang kekayaan alam dan budaya, perlu ditopang pula dengan keterampilan dari para perajin IKM kita di seluruh wilayah Nusantara, mulai dari sektor fesyen, kerajinan, hingga makanan dan minuman, yang menjadi potensi kita selama ini,” sebutnya.
Gati menambahkan, pihaknya optimistis produk industri nasional tidak kalah bersaing dengan produk impor. Oleh karena itu, Kemenperin juga memacu kinerja sektor IKM yang berorientasi ekspor, dengan harapan dapat berperan memperbaiki defisit neraca perdagangan.
“Apabila sudah digenjot kreativitas dan inovasinya, kemudian dikuatkan lagi dengan penggunaan desain dan pemanfaatan teknologinya. Kami percaya, jika potensi besar itu terus dikelola dan dikembangkan sesuai dengan permintaan pasar, akan mampu menghasilkan manfaat bagi ekonomi yang sangat besar,” paparnya.
Menurut Gati, pemanfaatan teknologi dinilai dapat menciptakan inovasi produk serta meningkatkan produktivitas secara lebih efisien, tanpa meninggalkan ciri khas kearifan lokal Nusantara. “Misalnya, mulai memanfaatkan e-commerce dalam meningkatkan akses pasar di era ekonomi digital saat ini,” ujarnya.
Hal tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mewujudkan harapan besar dari arah peta jalan Making Indonesia 4.0, yang menargetkan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara maju dengan perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.
“Bahkan, di sektor fesyen muslim, kita menargetkan Indonesia akan menjadi pusat fesyen muslim di dunia. Pada tahun 2020, kami akan membuat pameran yang cukup besar, yang dinamakan Indonesia Industrial Moslem Exhibition (ii-motion), untuk mendukung sektor tersebut. Kami berharap IPEMI bisa ikut berpartisipasi,” tandasnya.
Sebagai bentuk apresiasi atas peran penting dan prestasi perempuan, dalam rangkaian Pameran Nuansa Tanpa Batas, IPEMI memberikan anugerah Penghargaan Perempuan Inspirasi Indonesia sekaligus meluncurkan buku Perempuan Inspirasi Indonesia 2019.
Penghargaan tersebut diberikan kepada 86 perempuan hebat di Indonesia yang dinilai sukses sebagai teladan seorang ibu dalam membina rumah tangga sekaligus berhasil mencatatkan prestasi di berbagai bidang dan bahkan berkontribusi dalam pembangunan nasional. Adapun ke-86 tokoh penerima penghargaan ini terdiri dari berbagai kalangan mulai dari pemimpin daerah, entrepreneur, politisi, seniman, budayawan, public figure, hingga aktifis pemberdayaan perempuan di tanah air.
Ketua Umum IPEMI Ingrid Kansil mengatakan, anugerah penghargan Perempuan Inspirasi Indonesia ini diselenggarakan sebagai upaya partisiptif dari IPEMI atas peran multitasking perempuan Indonesia yang mampu berkontribusi dan menoreh prestasi namun disaat bersamaan tak melupakan kodratnya dalam mengurus keluarga, melahirkan dan membesarkan generasi-generasi penerus terbaik bangsa Indonesia kedepan.
“Sepanjang sejarah, Indonesia telah melahirkan perempuan-perempuan hebat yang punya andil besar dalam membangun bangsa ini. Mereka adalah Tiang Bangsa dan Tak ada satupun masa berlalu tanpa kehadiran dan kiprah perempuan pejuang,” ujarnya.
Pengembangan produk NTB
Pada kesempatan yang sama, Dirjen IKMA menyampaikan, pihaknya terus mendorong pengembangan produk IKM Nusa Tenggara Barat agar lebih berdaya saing di tingkat nasional hingga global. Berbagai produk khasnya, dinilai memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan daerah setempat.
“Misalnya, tenun khas NTB, yang sangat bagus sekali. Memang, produk tenun harus kita kembangkan, seperti batik yang sudah cukup banyak diminati,” ujarnya.
Gati menyebutkan, NTB memiliki beragam motif tenun yang menarik. Salah satunya yang berasal dari Sumbawa. “Tahun depan, kami punya gelaran Indonesia Industrial Moslem Exhibition (ii-motion), yang diharapkan berbagai produk dari tenun NTB bisa ditampilkan,” tuturnya.
Gati menambahkan, produk unggulan lainnya dari NTB yang punya potensi pasar cukup prospektif, antara lain mutiara dan pengolahan ikan tuna. “Agar industri tersebut bisa terus berlanjut, kami selaku pemerintah akan memacu kualitas SDM-nya serta memfasilitasi mesin dan peralatan yang dibutuhkan,” ujarnya.
Di samping itu, Ditjen IKMA Kemenperin akan mendorong peran sektor IKM agar dapat menopang sektor pariwisata di wilayahnya. “Tentunya kami akan bekerja sama dengan pemerintah daerah, seperti di Mandalika, yang menjadi salah satu destinasi super prioritas,” tandasnya.
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Sitti Rohmi Djalilah mengatakan, ada 10 kabupaten/kota di NTB yang memiliki ciri khas dalam menghasilkan tenunnya. “Bahkan, di satu kabupaten itu bisa ada dua atau tiga jenis tenunnya. Jadi, sangat beragam sekali. Potensi ini yang harus terus kita kembangkan,” terangnya.
Sitti meyakini, produk IKM asal NTB cukup kompetitif baik di pasar domestik maupun untuk mengisi pasar ekspor. “Maka itu, melalui pameran yang diselenggarakan oleh IPEMI yang bekerjasama dengan Kemenperin, diharapkan dapat semakin memperkenalkan produk NTB dan berimbas positif terhadap perekonomian daerah,” jelasnya.