Jakarta, 30 Oktober 2019, Kemendikbud — Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Prancis melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) menggelar Sayembara Karya Ilmiah Bidang Pendidikan dan Kebudayaan bagi mahasiswa Indonesia yang studi di negara tersebut. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya KBRI Prancis untuk mendapatkan formula praktik baik dalam pengelolaan pendidikan dan kebudayaan, mengingat Prancis merupakan salah satu negara maju dalam pengelolaan pendidikan dan kebudayaan, terutama pengelolaan kebudayaan khususnya situs sejarah dan museum.
Sejak dibuka pada Agustus 2019, Atdikbud Prancis telah menerima puluhan makalah dan menghasilkan tiga makalah terbaik. Ketiga makalah terbaik tersebut, adalah, 1. Sistem Pengembangan Kebudayaan dan Pengelolaan Museum di Prancis oleh Agung Wibowo; 2. Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan Zonasi di Prancis oleh Roman Ardian Goenarjo, dan; 3.p Analisis Sistem Pendidikan Anak Usia Dini s.d. Pendidikan Menengah Atas di Prancis oleh Setiawan Adji Sukarno.
Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke 91, ketiga pemakalah terbaik tersebut diundang KBRI Prancis untuk menerima hadiah masing-masing sebesar 1500 Euro serta mempresentasikan makalahnya dihadapan Duta Besar RI untuk Prancis, Armanantha Nasir. Selain memberikan apresiasi, Armanantha dalam sambutannya mengatakan betapa pentingnya mahasiswa di luar negeri untuk menularkan sikap kerja keras, cara berpikir dan pengalaman selama menempuh pendidikan di luar negeri.
“Saya ucapkan selamat kepada para pemenang atas prestasinya, tentu ini sebagai pengingat kita bahwa Indonesia sedang menghadapi bonus demografi dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Untuk itu, betapa pentingnya kalian menularkan pengalaman selama menimba ilmu di luar negeri dalam dunia kerja di Indonesia,” ujar Armanantha di Balai Budaya KBRI Prancis, Selasa (29/10/2019) waktu setempat.
Sementara itu, Atdikbud Warsito mengatakan, hasil karya ilmiah mahasiswa ini akan direview oleh Ketua Delegasi Perwakilan Tetap RI untuk Indonesia, Surya Rosa Putra, selanjutnya akan diformulasikan menjadi satu rekomendasi untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim. Warsito berharap rekomendasi ini dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Indonesia dalam merumuskan kebijakan pengelolaan pendidikan dan kebudayaan agar menjadi lebih baik. “Kami harap hasil karya ilmiah mahasiswa kami di sini, bisa dijadikan masukan bagi Pemerintah Indonesia khususnya bidang Pendidikan dan Kebudayaan. Sistem pengelolaan pendidikan dan kebudayaan di Prancis dapat ditiru dan diadaptasi oleh Mendikbud Nadiem agar pendidikan Indonesis menjadi lebih baik lagi,” ujarnya.