JAKARTA, MINGGU (13/10/2019) – Pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Sosial berkepentingan mempromosikan berbagai agenda pembangunan kesejahteraan sosial di kawasan ASEAN. Melalui Duta Muda ASEAN, program promosi dan edukasi Kemensos akan lebih efektif diterima di kalangan masyarakat ASEAN.
“Melalui Duta Muda ASEAN, Kemensos bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri mengedukasi dan menjelaskan kepada masyarakat ASEAN bagaimana tantangan dan peluang dalam pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat,” kata Sekretatris Jenderal Kemensos Hartono Laras, dalam sambutannya pada acara “Mainstreaming Konsep Kerjasama ASEAN: Car Free Day – Duta Muda ASEAN 2019” , di kawasan Car Free Day, Jakarta, Minggu (13/10/2019).
Acara ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan orientasi 20 Finalis DMAI 2019. Di sini, para finalis memberikan penyuluhan/mendiseminasikan informasi kepada masyarakat Jakarta pada momen Car Free Day.
Dalam kolaborasi kedua kementerian, 20 pemuda tersebut turut mengkampanyekan tugas dan fungsi Kemensos, dalam hal ini ASEAN Enabling Masterplan 2025: Mainstreaming the Rights of Persons with Disabilities dan Regional Plan of Action on the Elimination of Violence against Children pada Car Free Day, hari ini.
Peningkatan kesadaran dilakukan 20 Finalis DMAI 2019 tersebut kepada masyarakat melalui proses tanya jawab yang interaktif, quiz, games, dan sebagainya. Mereka mendistribusikan _goodie bags_ kepada masyarakat yang telah ditingkatkan kesadarannya dan pemahamannya mengenai ASEAN.
Hadir dari Kemensos dalam acara ini, antara lain, Kepala Biro Perencanaan Adhy Karyono, Sekretaris Badan Pendidikan, Penelitian dan Penyuluhan Sosial Harapan Luban Gaol, Kepala Pusat Penyuluhan Sosial Hasyim, Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Margo Wiyono, dan Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Andi Hanindito.
Dalam sambutannya, Hartono menambahkan, dalam perkembangannya ASEAN ditopang oleh tiga pilar, yaitu pilar politik dan keamanan, pilar ekonomi, dan pilar sosial budaya. “Dari pilar sosial budaya, dengan bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri, Kemensos bisa ikut meningkatkan kesadaraan dan pemahaman masyarakat ASEAN, terkait pembangunan kesejahteraan sosial,” kata Sekjen.
Relevansi mempromosikan agenda dari Indonesia termasuk agenda sosial, katanya, makin relevan sejalan dengan Indonesia akan menjadi ketua ASEAN pada tahun 2023. Untuk menyukseskan agenda tersebut, diperlukan dukungan masyarakat luas. “Terima kasih kepada Direktorat Sosial Budaya Kementerian Luar Negeri, atas kolaborasinya dengan Kemensos,” kata Hartono.
Hartono menambahkan, ketiga pilar ASEAN tersebut, bersinergi untuk mewujudkan visi Masyarakat ASEAN 2025, yang bersatu, inklusif, tangguh, berkompetensi tinggi, inovatif, dinamis, berkelanjutan, serta melibatkan masyarakat dalam proses dan memastikan agar ASEAN dapat senantiasa membawa manfaat maksimal bagi masyarakat.
Dalam usaha meningkatkan kesadaran masyarakat, Hartono menekankan, metode diseminasi merupakan yang paling tepat. “Sebagai lapisan pertama politik luar negeri Indonesia, keputusan di ASEAN dapat berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia dan sebaliknya, baik secara langsung maupun tidak langsung,” katanya.
Selain itu, 20 Finalis DMAI 2019 beserta alumni DMAI tahun-tahun sebelumnya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, juga membantu Kementerian Sosial memberikan penyuluhan dan mendiseminasikan berbagai program Kemensos di berbagai wilayah di Indonesia sesuai kebutuhan.
Sebagaimana diketahui, 30% dari total penduduk ASEAN secara keseluruhan terdiri dari pemuda, dimana sebagian besar jumlah pemuda berasal dari Indonesia. Di zaman milenial dan perkembangan teknologi informasi yang pesat seperti sekarang ini, pemberian penyuluhan dan diseminasi informasi tidak lagi dapat menggunakan metode metode konvensional semata.
Generasi muda memiliki kultur, tata cara komunikasi dan gaya bahasa tersendiri, sehingga pesan dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, pemberdayaan 20 Finalis DMAI 2019 pada saat Car Free Day tanggal 13 Oktober 2019 dan di daerah-daerah dipandang sebagai cara yang efektif dalam menyampaikan informasi kepada audiens yang dituju, khususnya anak muda, generasi penerus bangsa Indonesia.