JAKARTA — Dua tim Mahasiswa Universitas Pertamina dari Program Studi Teknik Geologi Angkatan Tahun 2016 dan Program Studi Teknik Geofisika Angkatan Tahun 2017 mengukir prestasi di ajang Geoscience Trip and Paper Competition (GEOTRAP) 2019 yang berlangsung pada 7-8 Oktober 2019. Mereka berhasil meraih juara 3 sekaligus mendapat predikat sebagai best interpreter pada kategori Seismic Interpretation Competition, dan best speaker pada kategori Paper Competition.
GEOTRAP merupakan ajang kompetisi ilmu kebumian tahunan yang diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran. Universitas Pertamina mengirim dua tim, yakni Tim Tam untuk Seismic Interpretation Competition, dan Tim Metamorph untuk Paper Competition.
Tim Tam yang beranggotakan Alfie Fitrahadi (Program Studi Teknik Geologi) dan Jakfar Husin Almuhdar (Program Studi Teknik Geofisika) berhasil meraih juara 3 sekaligus best interpreter pada kategori Seismic Interpretation Competition. Selain itu, Erwin Fernanda (Program Studi Teknik Geofisika), mewakili Tim Metamorph, berhasil meraih best speaker pada kategori Paper Competition dengan judul “Analisa Seismotektonik Di Daerah Triple Junction Papua melalui SIGAP 1.0 (Software Interactive Geoscience with Analysis Phyton) : Sebagai Landasan Mitigasi Lanjut untuk Mewujudkan Indonesia yang Tanggap Bencana Alam”.
Mekanisme kategori lomba Seismic Interpretation Competition terdiri dari dua babak. Babak pertama berupa penyisihan. Peserta diberi case berupa penampang seismik. Kemudian, peserta diminta untuk menginterpretasi dan menjawab beberapa soal yang diberikan juri terkait penampang tersebut. Babak selanjutnya yakni babak final hanya menyisakan sembilan tim yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri favorit, yaitu Institut Teknologi Bandung (3 tim), Universitas Indonesia (2 tim), Universitas Diponegoro (2 tim), Universitas Padjadjaran (1 tim), dan Universitas Pertamina (1 tim). Babak ini diakhiri dengan sesi presentasi hasil interpretasi di hadapan dewan juri.
Sementara untuk kategori lomba Paper Competition, peserta diminta mengirimkan abstrak. Pengajuan abstrak tersebut diseleksi untuk menentukan tim mana yang berkesempatan mengirimkan ide utuh berbentuk full paper yang nantinya akan dipresentasikan pada juri di babak final. Pada babak final hanya menyisakan 10 besar tim, diantaranya berasal dari Institut Teknologi Bandung (5 tim), Universitas Brawijaya (1 tim), Universitas Padjadjaran (1 tim), Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta (2 tim), dan Universitas Pertamina (1 tim).
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Pertamina, Prof. Dr. Ir. Ichsan Setya Putra, turut bergembira atas berbagai prestasi yang diraih para mahasiswa Universitas Pertamina.
“Tentunya ini merupakan prestasi yang membanggakan karena di usia yang relatif masih muda, Universitas Pertamina mampu berkompetisi dengan perguruan tinggi lain yang sudah lebih dahulu maju. Ke depannya, mahasiswa Universitas Pertamina akan lebih meningkatkan thinking skills, interpersonal skills, dan meta-skills mereka melalui kegiatan-kegiatan akademik dan pelatihan yang bermanfaat untuk pengembangan karir mereka di era industri energi 4.0.” tuturnya.*UP