Kab.Sleman (18/09) “Anak Sleman, Anak Kita Semua”. Slogan tersebut bukanlah sekadar kata – kata bagi Kabupaten Sleman. Prestasi yang ditoreh Kab. Sleman selama ini lahir dari kesadaran warga, hingga membawa Kab.Sleman meraih peringkat Kabupaten Layak Anak (KLA) kategori Nindya. Oleh karenanya, pantas jika Kab.Sleman terpilih menjadi salah satu tuan rumah Media Trip KLA 2019.
“Selain meraih predikat KLA kategori Nindya, Kab.Sleman juga memiliki komitmen dalam melindungi 274.192 anak di Kab. Sleman atau 30% anak DIY. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya prestasi yang ditoreh Kab. Sleman. Dalam mewujudkan pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak memang harus ditumbuhkan oleh seluruh orang dewasa atau dua per tiga penduduk Indonesia. Bayangkan, setiap tahun usia korban anak yang mengalami kekerasan semakin muda, dari yang tahun lalu berusia 18 bulan, sekarang menjadi 8 bulan,” tutur Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Lenny N Rosalin.
Prestasi yang telah diraih Kab. Sleman di antaranya penghargaan inovator pengembangan KLA kluster pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan seni budaya, juara 2 Nasional kategori Desa Inovasi dari Kemendes PDTT, Pengembangan Forum Anak Terbaik 2019, Taman Denggung sebagai Pelopor Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) terbaik 2019, serta Pelopor Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Terbaik Mandiri 2019.
Wakil Bupati Kab.Sleman, Sri Muslimatun mengatakan upaya perlindungan anak memang telah lahir dari kesadaran warganya. “Warga biasanya mengerti jumlah keluarga yang ada di wilayah mereka, jumlah anak yang dimiliki masing – masing keluarga tersebut, anak tersebut bersekolah di mana, hingga seseorang yang bertamu ke rumah tetangga mereka. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Kab. Sleman telah memiliki kesadaran bahwa mereka berkewajiban untuk menjaga anak – anak di wilayah mereka,” ujar Sri Muslimatun.
Sri Muslimatun menambahkan tidak hanya orang dewasa, anak – anak pada jam – jam tertentu juga keluar bermain dengan tetangga – tetangga mereka tanpa gawai. Selain itu mereka juga seringkali pergi ke musala pada waktu magrib untuk mengaji. Pembangunan karakter seperti inilah yang Kab. Sleman inginkan, tidak hanya cerdas intelektual, namun juga cerdas sosial, emosional dan spiritual, serta bisa menyelesaikan masalah dengan “rembugan” atau musyawarah.
Upaya – upaya yang telah dilakukan Kab. Sleman di antaranya, pembentukan Gugus Tugas KLA di tingkat kecamatan dan desa, pembentukan Forum Anak dari tingkat kabupaten hingga desa, pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA), didirikannya PUSPAGA “KESENGSEM”, Pusat Kreativitas Anak (PKA), dan Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA).
“Ayo, dua langkah lagi Kab. Sleman bisa meraih predikat Kabupaten Layak Anak. Sudah 2 tahun Kab. Sleman menyandang predikat KLA kategori Nindya. Kami berharap Kab. Sleman bisa menggali faktor – faktor yang bisa menghambat mereka menuju peringkat KLA kategori Utama,” tutup Lenny.