Jakarta – Pefindo menetapkan peringkat tertinggi idAAA terhadap PT Angkasa Pura II (Persero), serta obligasi perseroan yakni Obligasi I Tahun 2016 dan Obligasi Berkelanjutan Tahap I Tahun 2018.
Di dalam keterangannya, Pefindo menyatakan peringkat Perusahaan mencerminkan dukungan pemerintah yang kuat kepada PT Angkasa Pura (Persero) sebagai operator bandara terbesar nasional, dan marjin profitabilitas yang relatif stabil.
Adapun Obligasi I Tahun 2016 senilai Rp2 triliun yang juga mendapat peringkat idAAA merupakan instrumen investasi pertama Angkasa Pura II di pasar modal dan diterbitkan dalam tiga seri yakni Seri A, Seri B, dan Seri C.
Peringkat idAAA juga ditetapkan terhadap Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2018 Angkasa Pura II yang diterbitkan dengan nilai Rp750 miliar yang terbagi dalam dua seri, yakni Seri A senilai Rp200 miliar bertenor 3 tahun dengan tingkat bunga 8,65% per tahun, lalu Seri B senilai Rp550 miliar bertenor 5 tahun dengan tingkat bunga tetap 8,95% per tahun.
“Outlook terhadap peringkat Perusahaan adalah stabil,” tulis Pefindo dalam pernyataannya.
Peringkat idAAA terbaru ini berlaku untuk periode 2 September 2019 hingga 2 September 2020. Sebelumnya, Pefindo juga memberikan rating idAAA terhadap PT Angkasa Pura II dan Obligasi I/2016 untuk periode 1 Maret 2018 hingga 1 Maret 2019.
Pefindo menjelaskan obligor berperingkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan PEFINDO. Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya, relatif terhadap obligor Indonesia lainnya, adalah superior.
Pemantauan pemeringkatan terhadap Angkasa Pura II, Obligasi I dan Obligasi Berkelanjutan tersebut ditetapkan berdasarkan data dan informasi dari Angkasa Pura II serta laporan keuangan tidak diaudit per 30 Juni 2019 dan laporan keuangan per 31 Desember 2018.
Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II (Persero) Bayu Rafisukmawan mengatakan, meskipun terdapat tantangan yang mempengaruhi pendapatan perusahaan, namun fundamental perusahaan saat ini cukup kuat didukung prospek bisnis yang masih terus berkembang ke depannya.
“Saat ini Angkasa Pura II mengelola 16 bandara dan akan bertambah lagi 3 bandara dalam waktu dekat, sehingga total kami akan mengelola 19 bandara. Dukungan pemerintah terhadap Angkasa Pura II juga sangat kuat dalam memperluas konektivitas transportasi udara.”
“Pertumbuhan bisnis Angkasa Pura II ke depannya masih sangat menjanjikan, terlebih lagi kamitengah mengembangkan portofolio melalui anak usaha untuk mengakselerasi pendapatan dari bisnis anorganik seperti properti, logistik, dan ritel. Selain itu, tentunya bisnis pengelolaan bandara kami akan lebih luas seiring dengan roadmap Go Global,” jelas Bayu.
Terkait dengan fundamental, pada 2018 Angkasa Pura II berhasil mencatat pendapatan Rp9,48 triliun. Sementara itu pada Semester I/2019, pendapatan perseroan berdasarkan laporan keuangan tidak diaudit mencapai Rp4,43 triliun.