Garut, 2 September 2019 – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengajak pemerintah daerah bersama-sama membangun destinasi digital untuk menjaring wisatawan milenial yang kini semakin mendominasi industri pariwisata.
“Lebih dari 50 persen traveller yang datang ke Indonesia adalah milenial. Milenial adalah masa depan pariwisata Indonesia. Who wins the future, wins the game. Ini adalah implementasi kebijakan Kementerian Pariwisata yang serba digital melalui Tourism 4.0,” kata Menpar Arief Yahya ketika meluncurkan Pasar Wisata Digital Candi Cangkuang di objek wisata Situ Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin siang (2/9/2019).
Menpar Arief Yahya didampingi Bupati Garut Rudy Gunawan dan Anggota Komisi X DPR Ferdiansyah menjelaskan, saat ini terjadi perubahan perilaku wisatawan yang semakin digital di mana lebih dari 70 persen dari mereka melakukan ‘search and share’ melalui platform digital.
“Pasar wisatawan milenial besar dan terus tumbuh serta pengaruhnya luar biasa; big and loud,” jelas Menpar Arief Yahya.
Ia mengajak semua pihak untuk mengantisipasi perubahan perilaku wisatawan tersebut dengan memfasilitasi tersedianya objek pariwisata terbaik bagi kaum milenial.
Kemenpar mengajak pemerintah daerah dan stakeholder pariwisata membangun fasilitas destinasi digital dalam wujud pasar wisata digital dengan menawarkan berbagai atraksi menarik yang dibutuhkan generasi milenal dalam berwisata. Beberapa di antaranya yaitu spot foto, kuliner unik, maupun atraksi wisata menarik (instagramable) untuk diunggah atau ‘diviralkan’ di media sosial.
Langkah ini diharapkan mampu memaksimalkan pergerakan dan perjalanan wisatawan khususnya wisatawan milenial.
Bupati Garut Rudy Gunawan menjelaskan, Kabupaten Garut telah mempunyai tiga pasar wisata digital, yaitu Situ Bagendit, Dayeuh Manggung, dan Candi Cangkuang yang hari ini diluncurkan oleh Menpar Arief Yahya.
“Adanya pasar wisata digital ini memudahkan kami mempromosikan potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Garut,” kata Rudy Gunawan.
Sementara itu anggota Komisi X DPR Ferdiansyah menyatakan langkah Kabupaten Garut melakukan promosi dengan media digital sangat tepat.
“Karena jelas sebuah destinasi akan cepat terkenal jika dipromosikan dengan masif melalui saluran media digital,” ujar Ferdiansyah. Ia menilai hadirnya tiga pasar wisata digital tersebut sebagai hasil kolaborasi seluruh stakeholder pariwisata.
“Kegiatan pariwisata ini dapat menyejahterakan masyarakat serta memajukan budaya tatar Sunda melalui atraksi-atraksi yang ditampilkan di destinasi wisata. Kabupaten Garut dengan dukungan penuh dari Kemenpar ingin melahirkan destinasi wisata berkelas dunia pada 2024 mendatang,” kata Ferdiansyah.
Peluncuran Pasar Wisata Digital Candi Cangkuang dimeriahkan dengan atraksi menarik antara lain gelaran Seni Rudat, Prosesi Adat Kampung Pulo, Rampak Kohkol, Rampak Kendang, Arumba, serta lawak dan pertunjukan musik milenial.
Selain itu disajikan bermacam kuliner khas Garut antara lain Nasi Liwet Domba Garut, Baroyot dan Gayodot, serta sajian Kopi Garut yang memiliki rasa khas dan disukai kaum milenial. Sajian kuliner ini disajikan oleh masyarakat sekitar destinasi Candi Cangkuang.
Kabupaten Garut memiliki 123 event yang digelar sepanjang tahun 2019. Salah satu event di antaranya ‘Gebyar Pesona Budaya Garut’ masuk dalam 100 Wonder Event.
Selain itu pariwisata, Garut didukung oleh unsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) yang memadai. Untuk atraksi alam, Garut sejak lama dikenal sebagai Swiss van Java dengan pemandangan Gunung Papandayan.
Garut juga memiliki Pantai Santolo, Pemandian Air Panas Cipanas, Puncak Darajat Pass, Kampung Sampireun, Kawah Talaga Bodas, Kawah Kamojang, Curug Sanghyang Taraje, serta Pantai Rancabuaya.
Selain itu Garut juga terkenal dengan seni budaya antara lain Kesenian Adu Domba, Dodombaan, Surak Ibra, Raja Dogar, serta peninggalan sejarah Candi Cangkuang.
Untuk memperkuat aksesibilitas PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) pada Januari 2019 telah mengaktifkan KA Pangandaran jalur Gambir-Banjar melewati stasiun Nagreg dan Cibatu Garut.
Selain itu aksesibilitas melalui jalan darat dari Bandara Husein Sastranegara Bandung menuju Garut sekitar 2 jam, sedangkan dari Bandara Wiriadinata Tasikmalaya ke Garut hanya 1 jam.
Sementara itu untuk fasilitas amenitas Garut memiliki tujuh tempat penginapan instagrammable yang menggabungkan floating cottage dengan suasana pegunungan dan pemandangan alam, misalnya Kampung Sumber Alam, Cipanas, Kampung Sampireun Resort & Spa, Kamojang Green Hotel & Resort, Sabda Alam Hotel & Resort, Danau Dariza Hotel & Resort, Bukit Alamanda Resort & Resto, dan Tirtagangga Hotel.