Jogjakarta, 24 Agustus 2019. BNI Syariah berusaha mendorong kedaulatan pangan. Salah satunya dilakukan dengan partisipasi bank di acara Seminar Nasional Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian yang diadakan di Auditorium Prof. Harjono Danoesastro, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (24/8).
Dalam acara ini, hadir Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo; Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa, Gun Gun Siswadi; Direktur Great Giant Pineapple, Welly Soegiono; dan Dosen Sosial Ekonomi Pertanian Faperta UGM, Sri Peni Wastutiningsih.
Dalam pemaparan dengan tema Kedaulatan Pangan Wujud Ekonomi Berketuhanan, Abdullah Firman Wibowo menyampaikan bahwa upaya swasembada dan ketahanan pangan merupakan upaya untuk menjaga 5 (lima) dimensi dari tujuan/maqoshid syariah, yaitu menjaga agama (hifdz diin), menjaga jiwa (hifdz nafs), menjaga akal (hifdz aql), menjaga keturunan (hifdz nasb), dan menjaga harta (hifdz maal).
Menurut Abdullah Firman Wibowo, untuk mewujudkan kedaulatan pangan, dibutuhkan kerjasama dari seluruh stakeholders, baik lembaga pendidikan, lembaga keuangan, Pemerintah, pelaku industri, petani, dan masyarakat. “Selain itu, value chain di bidang pertanian juga perlu dioptimalkan, dari mulai produksi (pembibitan, pengolahan lahan, dan modal kerja), distribusi, hingga promosi,” kata Abdullah.
Sebagai Hasanah Banking Partner, BNI Syariah berkomitmen untuk memberikan solusi yang Hasanah dalam rangka mendukung ketahanan pangan, diantaranya melalui penyaluran pembiayaan modal kerja kepada pelaku usaha pertanian, supply chain financing, cash management, maupun layanan transaksi perbankan syariah lainnya.
Sebagai gambaran, sampai periode Juni 2019 pembiayaan ke sektor pertanian, perburuan dan sarana pertanian BNI Syariah mengalami pertumbuhan 153% dibandingkan akhir tahun 2018.
Pada tahun 2019, BNI Syariah bersama dengan Yayasan Hasanah Titik (YHT) terus melanjutkan penyaluran bantuan di bidang pertanian terutama di daerah terpencil dalam program Benteng Hasanah di Batas Negeri yaitu memberdayakan masyarakat untuk penyulingan daun kayu putih di Desa Ubung Jikumurasa, Kabupaten Namlea, Pulau Buru, Maluku sebesar Rp 200 juta. Ada juga penyaluran bantuan sebesar Rp 600 juta untuk pemberdayaan petani Sereh Wangi di Aceh.
Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa, Gun Gun Siswadi mengatakan acara ini diharapkan bisa menghasilkan rumusan konsep dan rekomendasi kebijakan serta strategi dalam mengoptimalkan peran ekosistem digital. “Hal ini utamanya dalam rangka pembangunan pertanian di era revolusi industri 4.0,” kata Rudiantara.
Dosen Sosial Ekonomi Pertanian Faperta UGM, Sri Peni Wastutiningsih mengatakan seminar nasional ini diharapkan bisa menjadi upaya penyediaan sarana bagi akademisi, peneliti, pemerhati, pemerintah, masyarakat, serta pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya untuk berbagi informasi.
“Acara ini bisa menjadi media penyampai gagasan dan temuan, serta memperkenalkan inovasi teknologi di bidang pertanian yang telah/sedang dikembangkan,” kata Sri Peni.
Tentang BNI Syariah
BNI Syariah bermula sebagai Unit Bisnis Strategis bagian dari BNI yang mulai beroperasi sejak 29 April 2000. Pada 19 Juni 2010 status BNI Syariah meningkat menjadi Bank Umum Syariah (BUS). Komposisi kepemilikan saham BNI Syariah adalah 99,94% dimiliki oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan sisanya dimiliki oleh PT BNI Life. BNI Syariah senantiasa mendapatkan dukungan teknologi informasi dan penggunaan jaringan saluran distribusi infrastruktur BNI Induk diantaranya layanan lebih dari 16.000 ATM BNI, ditambah ribuan jaringan ATM Bersama, ATM Link Himbara serta ATM berlogo Maestro dan Cirrus di seluruh dunia, fasilitas 24 jam BNI Call (021-1500046), SMS Banking, dan BNI Internet Banking. Saat ini BNI Syariah telah didukung oleh jaringan yang cukup luas di seluruh Indonesia yaitu 349 outlet syariah yang tersebar di seluruh Indonesia, serta didukung oleh lebih dari 1.746 Outlet BNI yang melayani pembukaan rekening syariah. ***
Campaign #Pilihcarabaiknya
Saat ini BNI Syariah menggunakan campaign #pilihcarabaiknya sebagai komitmen untuk terus memberikan kebaikan bagi stakeholdersnya, dimana dalam hidupnya manusia dihadapkan dengan berbagai #pilihcarabaiknya sejak membuka mata di pagi hari hingga kemudian beristirahat di malam hari, sepanjang hidupnya manusia harus menentukan pilihan yang terbaik bagi hidup mereka. Melalui #pilihcarabaiknya, BNI Syariah ingin memperluas cakupan pasar dan menjangkau masyarakat yang lebih umum terutama milenial. Diharapkan bahasa komunikasi ini lebih mudah dimengerti dan langsung berkorelasi dengan target, salah satunya segmen milenial. Disini, BNI Syariah memberikan pandangan bahwa dari dua atau lebih pilihan yang baik, apapun pilihannya, cara baiknya bersama dengan BNI Syariah. Tidak hanya memilih produknya melainkan #pilihcarabaiknya untuk senantiasa berHasanah dalam kebaikan dunia dan akhirat.
Tentang Hasanah
Hasanah merupakan corporate campaign BNI Syariah yang memiliki makna “segala kebaikan” bagi diri sendiri, masyarakat, maupun bangsa dan Negara baik di dunia maupun di akhirat (QS. Al Baqarah 201). Hasanah merupakan sebuah nilai yang disarikan dari Al – Quran dan menjadi identitas BNI Syariah dalam menebarkan kebaikan melalui insan hasanah dan produk / layanannya. Cita – cita mulia yang ingin disampaikan melalui nilai Hasanah adalah kehadiran BNI Syariah dapat membawa kebaikan bagi seluruh pihak serta menjadi Rahmatan Lil’ Alamin. Hasanah didasari oleh Maqoshid Syariah yang berarti tujuan dari ditetapkannya syariah (hukum agama) yaitu untuk melindungi keyakinan, keberlangsungan hidup, dan hak asasi manusia terdiri dari lima hal yaitu menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan dan menjaga harta.
Dewan Pengawas Syariah: Ketua: K.H. Ma’ruf Amin; Anggota: DR. Hasanudin M. AG.
Dewan Komisaris: Komisaris utama: Fero Poerbonegoro; Komisaris: Imam Budi Sarjito; Komisaris Independen: Max Niode; Komaruddin Hidayat*
Direksi: Direktur Utama: Abdullah Firman Wibowo; Direktur Bisnis: Dhias Widhiyati; Direktur Kepatuhan dan Risiko: Tribuana Tunggadewi; Direktur Keuangan dan Operasional: Wahyu Avianto; SEVP Bisnis Ritel dan Jaringan: Iwan Abdi.
*) belum efektif, masih dalam proses fit & proper test