Jakarta, 31 Juli 2019 – Penyelenggaraan Sabang International Freediving Competition 2019 yang akan digelar pada November 2019 di Pulau Weh, Sabang, Provinsi Aceh, menjadi salah satu upaya untuk mempromosikan daya tarik wisata bawah laut Aceh.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh, Jamaluddin, dalam rapat yang membahas Sabang International Freediving Competition 2019 di Gedung Sapta Pesona, Senin 29 Juli 2019, mengatakan Sabang International Freediving Competition 2019 merupakan event ketiga yang telah diselenggarakan selama tiga tahun berturut-turut sejak 2017 bersamaan dengan Sail Sabang.
“Pada penyelenggaraan event ini, kedalaman laut di pantai yang nyaris tidak berarus dan bergelombang menjadi daya tarik yang ideal bagi para pelaku wisata minat khusus yakni free diving,” katanya.
Ia mengatakan Sabang memiliki lokasi yang ideal untuk freediving. Lokasi penyelaman tersebut berada di Pantai Teluk Balohan, berjarak sekitar 100 meter dari bibir pantai dengan kedalaman mencapai sekitar 120 meter.
“Sangat jarang ditemui lokasi penyelaman khusus freediving yang potensial seperti ini, maka ini merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Sabang dan layak kita manfaatkan untuk kemudian kita promosikan. Kegiatan freediving ini merupakan sebuah kejuaraan kelas dunia,” lanjutnya.
Jamaluddin juga mengatakan Sabang dengan lokasi penyelaman di Teluk Balohan tersebut sudah dikenal para penyelam karena bisa diselami tanpa tabung oksigen.
Selain itu juga sudah menjadi lokasi rutin yang mereka kunjungi untuk sekadar menjajal atau berlatih freediving sebelum pelaksanaan kejuaraan tersebut.
Lama tinggal wisatawan freediving yang utamanya dari Malaysia, Singapura, beberapa dari Eropa, dapat mencapai sekitar 20 hari atau lebih.
“Waktu tinggal para wisman yang lama ini sudah menggerakkan perekonomian daerah, karena selama di Sabang mereka mengeluarkan biaya-biaya akomodasi, makan dan minum, sewa alat transportasi termasuk motor, dan lain sebagainya,” lanjutnya lagi.
Mengenai potensi pariwisata laut di Sabang, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata, Indroyono Soesilo, mengatakan pihaknya mendukung penyelenggaraan Sabang International Freediving Competition 2019 yang merupakan kejuaraan kelas dunia.
“Sabang punya potensi bahari yang indah dan sudah dikenal bukan hanya oleh penyelam freediving. Para penyelam rekreasi yang menggunakan tabung oksigen sudah jauh lebih dulu mengetahui keindahan bawah air Sabang,” kata Indroyono Soesilo.
Indroyono mengatakan bahwa sejak diadakan kejuaraan freediving pada 2017, saat ini di Sabang sudah ada 2 dive center yang membuka fasilitas pelatihan freediving bersertifikat.
Untuk itu Kemenpar akan terus mendorong kepada pihak-pihak terkait agar dapat mempersiapkan pelatihan tersebut sehingga makin banyak SDM yang punya keahlian freediving di Sabang.
“Dan tentunya yang lebih diutamakan adalah putra-putri Sabang, masyarakat asli Aceh yang nanti tentunya juga akan menyejahterakan. Saya yakin, yang alamiah akan segera tumbuh di Sabang dengan cepat. Terutama divers yang kuat menyelam lama, anak-anak muda Sabang akan lahir dengan sendirinya,” ujarnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya turut memberikan dukungan atas penyelenggaraan event freediving tersebut.
“Spot freediving ini membuat Indonesia semakin kaya. Khususnya untuk urusan destinasi wisata bahari. Wisatawan memiliki banyak pilihan untuk menyelami kekayaan bahari Indonesia. Tidak hanya itu. Freediving berbeda dengan olahraga lain. Karena atlet membutuhkan waktu adaptasi hingga berhari-hari. Ini sangat menguntungkan bagi pariwisata,” katanya.
Event tahunan di Sabang ini bertujuan untuk meningkatkan pariwisata bahari dengan menjadikan Sabang sebagai destinasi wisata bahari kelas dunia.
Dengan terlaksananya event ini diharapkan Sabang dapat tampil sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia bagian barat. Sehingga pariwisata Sabang dapat berkontribusi dalam mewujudkan 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.