Warning: mysqli_query(): (HY000/1114): The table '(temporary)' is full in /home/u6998656/public_html/wp-includes/class-wpdb.php on line 2345

Jakarta– Penyakit akibat makanan (foodborne disease) merupakan salah satu beban keamanan pangan (Food Safety Burden) yang harus menjadi perhatian besar. Berdasarkan data WHO (World Health Organization) 2019, sekitar 600 juta orang (hampir 1 dari 10 orang di dunia) menderita sakit setelah mengonsumsi pangan yang terkontaminasi dan 420.000 orang meninggal setiap tahunnya. Tak hanya dari sisi kesehatan, penyakit akibat makanan juga dapat mengganggu kestabilan ekonomi, perdagangan dan pariwisata, baik nasional maupun internasional. Peredaran pangan yang tidak aman menyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah mengalami kerugian sekitar 95 miliar rupiah akibat kehilangan produktivitas setiap tahun.
Pada bulan Juni lalu pertama kalinya diperingati Hari Keamanan Pangan. Mengangkat tema “Food safety, everyone’s business” atau “Keamanan pangan, tanggung jawab kita bersama”, Badan POM turut ambil bagian dalam perayaan tersebut dengan mengadakan beberapa kegiatan seperti Peringatan Hari Keamanan Pangan dan Pawai Peduli Pangan Aman di area CFD (Car Free Day)di Jakarta dan di seluruh ibukota provinsi di Indonesia pada tanggal 30 Juni yang lalu.
Menyadari bahwa keamanan pangan erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia dan daya saing bangsa, Badan POM secara tegas menyatakan pengawalan keamanan pangan harus menjadi prioritas bersama seluruh masyarakat Indonesia di sepanjang jalur rantai pangan.
Hari ini, Rabu (31/07) Badan POM menunjukkan komitmennya dengan menyelenggarakan Seminar Nasional “Bersama Tingkatkan Daya Saing Bangsa Dengan Menjamin Keamanan Pangan” di Hotel Aryaduta, Jakarta. “Badan POM terus berupaya untuk berkoordinasi dengan lintas sektor dan lintas kepemerintahan untuk memperkuat tata kelola pengawasan dan mengembangkan sistem pengawasan pangan yang efektif di Indonesia,” jelas Kepala Badan POM Penny K. Lukito.
Lebih lanjut Kepala Badan POM menegaskan bahwa penyelenggaraan keamanan pangan harus dilakukan secara holistik, terkoordinasi, dan sistemik di sepanjang hulu sampai hilir rantai pangan (from farm to table). Potensi risiko bahaya terhadap keamanan pangan dapat terjadi di setiap titik rantai pangan, termasuk juga pangan impor. “Pengawasan terhadap penerapan keamanan pangan merupakan tanggung jawab kita bersama, baik pemerintah, pelaku usaha maupun masyarakat, termasuk juga kalangan akademisi/perguruan tinggi dan media,” tegasnya.
Seminar ini dihadiri kurang lebih 150 peserta yang berasal dari perwakilan FAO (Food and Agriculture Organization), WHO, lembaga konsumen, perguruan tinggi, asosiasi pelaku usaha, asosiasi profesi, kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah. Melalui penyelenggaraan seminar ini, diharapkan dapat menumbuhkan komitmen untuk menyusun program berupa rencana aksi dan strategi Keamanan Pangan di Indonesia, serta revitalisasi Jejaring Keamanan Pangan Nasional.
Tujuan ketahanan pangan tidak akan tercapai tanpa keamanan pangan. Tidak ada ketahanan pangan tanpa keamanan pangan. Penjaminan keamanan pangan harus menjadi perhatian utama di setiap tahap rantai makanan, dari produksi hingga panen, pengolahan, penyimpanan, distribusi, persiapan dan konsumsi. Badan POM senantiasa siap mengawal Keamanan Pangan untuk mendukung daya saing bangsa.