Di Luwuk Banggai, Menteri Susi Resmikan Pembukaan Festival Pulo Dua

BANGGAI (25/7) – Di sela kunjungan kerjanya di Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti hadir sebagai tamu undangan untuk meresmikan pembukaan Festival Pulo Dua 2019 yang diselenggarakan di RTH Lalong, Kamis (25/7). Turut hadir mendampingi, sederet pejabat Eselon I Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), di antaranya Direktur Jenderal Perikanan Tangkap M. Zulficar Mochtar, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Brahmantya Satyamurti Poerwadi, Kepala Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Rina, dan Plt. Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Agus Suherman.

Tak hanya pejabat KKP, kegiatan tersebut juga dihadiri Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multikultur Esthy Reko Astuti dan Staf Ahli Menteri Koordinator Kemaritiman Bidang Ekonomi Maritim Sugeng Santoso. Sementara itu, dari Pemda setempat, hadir Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Moh. Hidayat Lamakarate, Bupati Banggai Herwin Yatim, Wakil Bupati Banggai Mustar Labolo, dan sederet Bupati Wakil Bupati Sulawesi Tengah serta Camat dan Wakil Camat lingkup Kabupaten Banggai.

Dalam sambutannya, Bupati Banggai Herwin Yatim menyampaikan apresiasi atas semangat Menteri Susi dalam mendorong geliat Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM). Menurutnya hal ini terlihat dari antusiasme Menteri Susi saat mengunjungi stand-stand UMKM yang berada di sekitar lokasi acara. Sebelumnya, Menteri Susi memang sempat mengunjungi beberapa stand UMKM yang memproduksi berbagai produk kreatif di antaranya berbagai assesoris dari benda laut, kapal bambu, kerajinan dari olahan plastik bekas, berbagai olahan masakan ikan, ekstraksi limbah ikan, kain tenun khas Luwuk, dan lainnya.

“Melihat ini, kita harus sadar bagaimana pengelolaan sampah plastik dan mengurangi penggunaan sampah plastik,” tutur Herwin.

Terlebih Luwuk telah dikenal dengan akronim Berair (Bersih, Aman, Indah, dan Ramah). Ramah di sini tak hanya ramah investasi tetapi juga ramah lingkungan dan ramah penuh kehangatan.

Hal ini diamini oleh Menteri Susi. Menurutnya, Luwuk memiliki potensi yang luar biasa. “Pantainya sangat indah, sangat cantik, sangat bersih,” pujinya di depan sekitar 7.000 masyarakat Luwuk dan sekitarnya yang hadir. 

Namun, menurut Menteri Susi, pantai yang sudah cantik dengan laut yang biru dan pasir yang putih ini tidak akan menarik wisatawan jika tidak ada terumbu karang dan spesies-spesies cantik yang hidup di sana. 

“Jadi tolong jaga terumbu karangnya. Untuk apa? Supaya ikannya tetap banyak, supaya cantik dilihat ketika menyelam, dan (banyak) ikan yang bernilai komersial untuk dijual dan untuk makan,” lanjutnya.

Selain itu, Menteri Susi juga memuji program pegentasan stunting dengan konsumsi kkan yang telah digalakkan Pemerintah Kabupaten Banggai. “Banyak makan ikan itu sangat penting untuk protein badan kita, supaya badan kita sehat dan juga pintar karena ikan banyak mengandung omega yang bisa membuat IQ kita menjadi tinggi. Saya tentu saja sangat mendukung program 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), ketika anak-anak mulai usia 4 bulan sudah dikenalkan dengan konsumsi makan ikan di rumah, entah sop atau apa, itu pasti akan membuat anak-anak kita lebih baik,” jelas Menteri Susi bersemangat.

Hal ini senada dengan program Presiden Joko Widodo yaitu peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia Indonesia.  “Sebagai negara yang terus tumbuh populasinya harus tetap menjaga bahwa sumber pangan dan protein yang kita butuhkan ini tetap ada dan banyak. Tolong para nelayan jangan ambil ikan dengan cara yang tidak ramah lingkungan, tidak pakai trawl, tidak pakai purse seine yang mata jaringnya di bawah 2 inci, tidak boleh ambil ikan dengan portas dan dinamit,” lanjutnya.

Menurut Menteri Susi, bahan-bahan ini sanfat berbahaya. Portas misalnya, 1 gram saja dapat merusak 6 meter persegi terumbu karang. “Bayangkan kalau setiap 3 hari, 1 kelompok nelayan menghabiskan 2,5 kg portas.”

 “Portas atau potassium sianida yang sangat berbahaya ini dipakai untuk memabukkan ikan supaya ikannya mudah ditangkap. Namun nanti semua terumbu karangnya hilang, ikannya pun hilang. Laut biru dan pasir putih itu hanya indah dipandang sebentar saja, bosan karena tidak ada lagi wisata kulinernya, tidak ada lagi wisata diving,” imbuh Menteri Susi.

Saat ini, 65 persen terumbu karang di Indonesia berada dalam kondisi rusak. Kerusakan akibat dinamit, bom, dan pupuk matahari. “Kalau ada pupuk matahari, mohon para apara, terutama di sini ada Danlanal dan Pak Kapolres bersama PSDKP untuk bisa menjaga. Sulawesi ini tinggal tengah ke atas yang belum habis, kalau selatan, tenggara sudah hampir habis. Dan saya harapkan itu tidak terjadi,” ungkap Menteri Susi.

Terakhir, Menteri Susi berpendapat, di samping alam yang indah, keramah-tamahan dan kehangatan masyarakat Luwuk dapat menjadi modal dalam mempromosikan wisata di Luwuk.

“Saya diminta untuk membuka Festival Pulo Dua yang sudah menjadi 100 calender eventpariwisata tingkat nasional. Semoga bisa membawa pendapatan lebih bagi masyarakat, membawa Luwuk lebih dikenal dunia, dan tetap menjadi kabupaten yang menjaga kebersihan, keamanan, keramahan, kedamaian, dan kebersamaan,” tutupnya.

Harapan yang sama disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Moh. Hidayat Lamakarate yang hadir mewakili Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola.  Ia berharap, bentuk perhatian dan dukungan dari pemerintah pusat ini dapat menjadikan Pulau Dua menjadi destinasi unggulan wisata baru yang mampu menarik minat turis lokal hingga mancanegara.

“Kesuksesan kita sangat bertumpu pada sumber daya manusia. Ketika mereka para sumber daya manusia itu dibekali dan diberi orientasi dan mereka akan memiliki pemahaman yang cukup tentang pariwisata menjadikan masyarakat itu sendiri sentra informasi yang menguasai segala seluk-beluk kepariwisataan,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *