Pemerintah terus mendorong peningkatan investasi pada sektor-sektor industri prioritas, termasuk yang tertuang di peta jalan Making Indonesia 4.0. Langkah tersebut bertujuan untuk memperdalam struktur industri manufaktur nasional agar lebih berdaya saing di kancah global. Di sektor industri otomotif misalnya, salah satu produsen kendaraan asal Korea Selatan, Hyundai, menjadi salah satu pelaku industri yang berminat untuk menanamkan investasi di Indonesia.
“Saat ini pihak Hyundai sedang melakukan survei di kawasan industri Jawa Barat, seperti daerah Bekasi, Karawang, Purwakarta (Bekapur) dan Subang. Nilai investasinya masih dalam pembahasan,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto seusai mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan dengan delegasi Hyundai Motors Group di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (25/7).
Airlangga menuturkan, Presiden merespons positif rencana investasi Hyundai Motors Group di sektor yang ditargetkan menjadi andalan ekspor Indonesia ke depan. Hyundai berencana mengekspor 40 persen dari produksinya di Tanah Air, sedangkan 60 persen ditujukan bagi pasar domestik.
Rencananya, Hyundai mulai berproduksi pada tahun 2021 dengan kapasitas hingga 250 ribu unit per tahun. Jenis kendaraan yang bakal digarap di Indonesia, antara lain SUV, MPV, hatchback, dan sedan. Nantinya, pabrik Hyundai di Indonesia ditargetkan menyerap tenaga kerja sebanyak 3.500 orang.
“Hyundai telah menegaskan komitmennya untuk segera memulai investasi di Tanah Air. Sebab, Indonesia dinilai tepat menjadi basis produksi mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor,” sebut Menperin.
Menurut Airlangga, pertemuan dengan delegasi Hyundai Motors Group juga membahas terkait pemberian fasilitas tax holiday serta perjanjian dagang. “Karena kita sudah punya perjanjian perdagangan ASEAN-Korea, ASEAN-China, kemudian dengan India sedang dalam penjajakan. Itu juga disampaikan,” ujarnya.
Airlangga pun menegaskan, prinsipnya pemerintah mendukung rencana investasi Hyundai dengan fasilitas fiskal yang sudah tersedia. “Pemerintah sudah menyiapkan regulasi yang mendukung investasi di Indonesia,” tegasnya.
Menperin mengungkapkan, dalam pertemuan itu, Hyundai juga memaparkan potensi perkembangan teknologi otomotif di masa depan, termasuk di dalamnya electric vehicle (kendaraan listrik), fuel cell vehicle (mobil berbahan bakar hidrogen), autonomous vehicle (mobil tanpa awak). Bahkan sedang mempertimbangkan untuk flying vehicle(mobil melayang).
Dalam pertemuan tersebut, selain didampingi oleh Menperin, Presiden Jokowi juga didampingi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong.
Sementara itu, delegasi Hyundai yang hadir yaitu Executive Vice Chairman Hyundai Chung Eui-Sun, President Hyundai Kong Young-Woon, Executive Vice President Hyundai Park Hong-Jae dan Senior Vice President Lee Young-Tack.
Executive Vice Chairman Hyundai Motors Chung Eui-Sun mengatakan, pihaknya masih memeriksa kesiapan supaya rencana investasi tersebut berjalan dengan lancar. “Kami berharap masuknya kami ke pasar Indonesia akan membantu kebijakan mobil otomotif 4.0,” tuturnya.
Sebelumnya, dalam kesempatan yang berbeda, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan, sejak awal Januari 2018, Hyundai mengungkapkan rencana untuk membangun pabrik di kawasan Asean dan Indonesia sebagai pilihan lokasinya. “Apalagi, Indonesia memiliki bahan baku bijih nikel yang bisa digunakan untuk produksi baterai lithium-ion sebagai komponen penting kendaraan listrik,” ungkapnya.
Harjanto menjelaskan, dari total kapasitas produksi Hyundai Motor Company di Indonesia, sebagian akan digunakan untuk membuat kendaraan listrik. Dari kapasitas itu, sebagian besar untuk mengisi pasar ekspor ke Asia Tenggara dan Australia, serta sisanya untuk memenuhi kebutuhan domestik.