Pola Kerja Tim Kesehatan di KKHI Makkah

Makkah, 23 Juli 2019. Jumlah jemaah haji Indonesia tahun ini bertambah menjadi 231.000 orang. Hingga Selasa (23/7) pagi waktu Arab Saudi sudah lebih dari separuh jemaah haji Indonesia telah tiba di Arab Saudi, melalui Madinah dan Jeddah. Konsentrasi massa dan prosesi peribadatan sudah mulai bergeser ke Kota Makkah. Situasi ini tentu membutuhkan strategi pelayanan khusus yang harus dijalankan oleh Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah.

Direktur KKHI Makkah, dr. Ali Setiawan, Sp.B, mengungkapkan fakta bahwa sebenarnya mayoritas jemaah haji Indonesia berangkat ke tanah haram dalam kondisi kesehatan yang stabil. Hanya saja jemaah haji Indonesia didominasi oleh jemaah yang berusia lanjut (lansia). Menurut Ali, lansia yang juga tergolong risiko tinggi tersebut rata-rata sudah memiliki penyakit bawaan. Umumnya ialah penyakit kronis seperti diabetes melitus, jantung dan demensia. Mereka juga sangat rentan sekali terserang penyakit. Kedua kondisi tersebut mudah sekali terpicu timbul kembali ketika jemaah lansia ini tiba di Arab Saudi.

”Semua penyakit ini dicetuskan oleh suatu kondisi tertentu di mana yang paling mungkin terjadi di Mekah ini adalah adanya kekurangan cairan atau dehidrasi,” kata dr. Ali.

Dehidrasi yang dialami lansia kerap kali tidak pernah disadari oleh jemaah. Hal ini disebabkan karena kemampuan tubuh mereka untuk memberikan tanda kekurangan cairan umumnya sudah menurun ketimbang orang yang masih berusia muda. Akibatnya banyak yang dapat masuk ke dalam kondisi dehidrasi berat.

”Dehidrasi di awal-awal dehidrasi ini rasa haus pada diri seorang lansia ini sangat kurang sehingga mereka tidak merasa haus. Dengan adanya dehidrasi, penyakit yang sudah ada sebelumnya jadi muncul,” tambahnya.

Situasi tersebut disikapi oleh pihak KKHI Makkah dengan melakukan pola jemput bola. Selama ini Tim Promotif Preventif (TPP) dan Tim Gerak Cepat (TGC) sudah bekerja di lapangan berinteraksi langsung dengan jemaah bersama dengan TKHI dan petugas kloter lainnya. Saat ini ditambah lagi dengan keterlibatan Tim Kuratif Rehabilitatif (TKR). Selain memberikan layanan kuratif di KKHI, TKR terjun langsung ke kloter secara spesifik pada upaya promotif preventif dengan berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan kesehatan.

”Diharapkan nanti angka kunjungan ke KKHI itu akan menurun. Saya kira itu yang menjadi inovasi yang sekarang dilakukan. Kita proaktif turun ke lapangan,” tutur Ali.

Senada dengan hal itu, Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah, dr M. Imran, MKM, menjelaskan keberadaan tim KKHI Makkah yang mendekatkan diri dengan jemaah terdiri dari para dokter spesialis dan ahli gizi. Mereka akan berkolaborasi dengan TPP dan TGC untuk memberikan informasi dan tips menjaga kesehatan, terutama menyasar kepada jemaah yang memiliki penyakit kronis tertentu.

KKHI Makkah memiliki beberapa dokter spesialis seperti dokter spesialis paru, jantung, kedokteran jiwa, penyakit dalam, syaraf, bedah dan anestesi. Secara bergilir, mereka akan turun memberikan pengetahuan berdasarkan keahliannya masing-masing kepada jemaah haji Indonesia.

”Misalnya seorang ahli penyakit dalam itu akan memberikan informasi terkait bagaimana jemaah yang mengalami atau menderita hipertensi bisa beribadah dengan baik,” jelas Imran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *