BANDUNG bakal menjadi nama sebuah jalan di Kota Braunschweig, Jerman. Hal ini akan menjadi penanda 60 tahun hubungan sister city kedua kota pada 2020 mendatang.
Hal itu terungkap saat Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berkunjung ke Braunschweig, 20-26 Juni lalu.
Menurut Kepala Bagian Kerjasama, Dodit Ardian Pancapana yang ikut dalam kunjungan tersebut, ada dua opsi pemberian nama Bandung. Selain jalan, ada juga wacana untuk pemberian nama jembatan.
“Nanti kita akan meresmikan satu jembatan atau jalan di sana yang dinamai Bandung. Misalnya Jalan Bandung atau Jembatan Bandung. Seperti di Kota Bandung yang memiliki Palestine Walk,” tutur Dodit kepada Humas Setda Kota Bandung, Kamis (4/7/2019).
Rencananya, pada peringatan ke-60 tahun sister city Bandung-Braunschweig akan digelar beragam kegiatan di Braunschweig. Perayaan tersebut akan menampilkan berbagai teknologi, perdagangan, pendidikan, ekonomi, kuliner, budaya, dan sebagainya.
Di luar itu, Kota Bandung dan Braunschweig juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama.
“Sebagai sister city pertama dan tertua, hubungan kedua kota memang perlu direvitalisasi. Hubungan Kota Bandung dan Braunschweig itu kan sudah berjalan hampir 60 tahun. Oleh karenanya kita tingkatkan kembali berbagai bidang. Di antaranya kepemudaan, ekonomi, pariwisatan dan sebagainya,” ujar Dodit.
Dodit mengungkapkan, Braunschweig akan mengirimkan para ahli di sejumlah bidang ke Kota Bandung. Hal itu untuk membantu Pemkot Bandung memecahkan sejumlah permasalahan di Kota Bandung. Di antaranya di bidang pangan dan pengolahan air limbah.
“Kita harap tahun ini sudah bisa dilaksanakan. Mereka datang ke sini sehingga kita bisa belajar dari keahlian dan pengalamannya,” ujar Dodit.
Di bidang perdagangan, Pemerintah Kota Braunschweig bersedia untuk mempromosikan dan memasarkan kopi Indonesia. Meskipun Kota Bandung tidak memiliki perkebunan kopi, Dodit memastikan brand Bandung sudah cukup dikenal di Jerman.
“Kopi Indonesia itu termasuk kopi nomor satu di dunia. Dari sisi produksi kualitasnya bagus tapi sisi pemasaran memang masih perlu ditingkatkan dari kedutaan besar indonesia di Berlin dan Hamburg mereka pilih kopi itu menjadi salah satu komoditas unggulan. Memang Bandung dari sisi produksi tidak ada perkebunannya, hanya saja Bandung sebagai branding Asia Afrika sangat terkenal,” jelasnya.
“Apalagi kalau kita kaitkan kekuatan nama Bandung regional. Kalau dengar Bandung kualitasnya tinggi. Energi positif ini coba dimanfaatkan untuk mendorong program dan mengangkat produk yang berlabel Bandung itu kualitasnya bersaing di tingkat internasional,” imbuhnya.
Dalam kunjungan tersebut, rombongan Pemkot Bandung juga menyertakan kelompok musik Arumba (Alunan Rumpun Bambu) Paguyuban Pasundan. Paguyuban Pasundan meraih respon luar biasa dari warga di sana.
“Mereka mengapresiasi Paguyuban Pasundan. Mereka mempersentasikan budaya indonesia pada beberapa even di kota braunschweigh dan sekitarnya,” kata Dodit.