Lansia, Penyangga Pembangunan dan Pelestari Nilai Bangsa

Kepahiang (29/6) – Jumlah penduduk lansia yang membesar ternyata berpotensi memberikan banyak keuntungan jika mereka tetap tangguh, sehat dan produktif. Sebagai penduduk senior, mereka memiliki sejumlah kelebihan. Selain menjadi penyangga Pembangunan Nasional, mereka juga menjadi pelestari nilai-nilai kesetiakawanan sosial, pemelihara sekaligus pewaris budaya bangsa kepada generasi sesudahnya. Karena itu, para lansia butuh dukungan dari keluarga, lingkungan, dan masyarakat sekitar, untuk membuat mereka merasa aman dan nyaman dalam kehidupan sehari-hari.

“Lansia bukanlah beban negara. Justru mereka adalah ‘penyangga pembangunan’, karena para lansia dengan kematangan pola hidup dan pikirnya merupakan ‘penjaga nilai’, menjadi tuntunan hidup antar generasi. Kita semua sepakat bahwa menjadikan lansia sejahtera lahir dan batin bukan hanya tugas dan tanggung jawab pemerintah saja melainkan juga tanggung jawab masyarakat termasuk organisasi sosial, organisasi profesi, akademi, LSM dan kelompok masyarakat lainnya. Peran masyarakat dalam meningkatkan kualitas lansia dapat menjadi daya ungkit dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara,” ujar Staf Ahli Menteri Bidang Pengetasan Kemiskinan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) pada Pertemuan Akbar Nasional Bersama 3.000 Lansia yang merupakan rangkaian Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) Tahun 2019 di Kab. Kepahiang, Provinsi Bengkulu.

Berdasarkan Data Sensus Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) 2017, jumlah lansia sebanyak 23,4 juta jiwa atau 8,97 persen dari total penduduk Indonesia. Nantinya pada 2050, 1 dari 4 penduduk Indonesia adalah penduduk lansia dan lebih mudah menemukan penduduk lansia dibandingkan bayi atau balita.

Pemilihan Kab. Kepahiang sebagai lokasi pertemuan akbar bersama lansia ini bukan tanpa alasan, namun melihat komitmen Kab. Kepahiang dalam memberikan ruang dan penghargaan pada jasa-jasa kelompok lansia. 

“Diperlukan upaya sinergis dan strategis yang pro lansia dalam memberdayakan mereka agar lebih sehat, produktif, kreatif, mandiri, dan sejahtera. Hal ini dapat dilakukan melalui kewirausahaan dan kegiatan kreatif yang mampu merangsang produktivitas ekonomi para lansia,” ujar Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah.

Bupati Kepahiang, Hidayattullah Sjahid mengatakan bahwa di Kab. Kepahiang telah dibentuk kelompok kerja model lanjut usia responsif gender Maju Mandiri Sejahtera dan kelompok lansia di setiap desa/kelurahan. Kegiatan pada kelompok lansia tersebut antara lain senam lansia, posyandu lansia, dan kelompok usaha bersama (KUBE) lansia. Kab. Kepahiang juga telah memiliki pondok silaturahmi lansia yang merupakan kepedulian dari tokoh masyarakat untuk menyediakan tempat berkumpulnya lansia. 

Melalui Pertemuan Akbar Nasional Bersama 3.000 Lansia dengan tema “Gerakan Sayangi Lansia, Semua Lansia adalah Orangtua Kita”, Kemen PPPA ingin menandai puncak Peringatan HLUN yang rencananya akan dilaksanakan pada 4 Juli 2019 di Bandung dengan acara yang menggembirakan untuk kelompok lansia, khususnya dalam memberikan kebahagiaan bagi lansia dengan berkumpul bersama komunitasnya.

“Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh pemangku kepentingan juga mampu memahami pentingnya perlindungan dan pemberdayaan kelompok lansia, khususnya perempuan lansia, dan lansia pada umumnya. Kepada sahabat lansia, saya mengajak untuk selalu bahagia dengan melakukan beberapa hal, yakni selalu berpikir positif, melakukan hobi dan mengelola diri dalam hal makanan dan gerak badan. Ayo selalu berdoa agar terus diberkati, jangan bosan untuk mengingatkan dan mencontohkan yang baik kepada generasi muda,” tutup Titi Eko.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *