Jakarta, 31 Mei 2019 – PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM; IDX: ANTM; ASX: ATM) menyambut baik rencana Pemerintah perihal rencana penyusunan peraturan tata kelola limbah smelter atau slag. Hal ini telah sejalan dengan upaya ANTAM yang telah berhasil mengolah slag sisa pengolahan smelter feronikel Pomalaa di Sulawesi Tenggara. Limbah slag feronikel ANTAM dikelola melalui 2 jenis pemanfaatan yakni produk beton pracetak dan beton cor cast In Situ.
Direktur Utama ANTAM, Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan:
“Upaya ANTAM dalam pengelolaan limbah pabrik feronikel merupakan refleksi komitmen Perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan atau sustainable development. Perusahaan menyadari bahwa keberlanjutan harus berlandaskan pada kepatuhan hukum, etika dan integritas. Bagi ANTAM, Pengelolaan limbah slag merupakan salah satu implementasi pilar Planet sebagai salah satu pilar Keberlanjutan ANTAM, yang diwujudkan dalam good mining practices. Sedangkan Pilar keberlanjutan ANTAM yang lain diantaranya adalah: Prosperity; People; Partnership dan Prudence.”
Slag dari pabrik pengolahan feronikel ANTAM di Pomalaa, Sulawesi Tenggara dimanfaatkan sebagai substitusi bahan baku agregat kasar untuk konstruksi roadbase dan yardbase, serta material konstruksi beton yang diberi nama Pomalaa Beton (Poton).
Selama tahun 2018 ANTAM menghasilkan 1.023.111 ton slag. Dari jumlah itu, 99,82% digunakan untuk yardbase (1.021.238 ton), sedangkan 0,13% digunakan untuk roadbase (1.322 ton); dan 0,05% untuk Poton (550 ton).
Sedangkan produk Pomalaa Beton digunakan untuk produk beton pracetak (batako) yang mencapai 135.755 buah dan paving block mencapai 725.585 buah. Sedangkan untuk produk beton cor cast In Situ mencapai 2.120 meter persegi. Untuk beton cor cast in situ, slag dimanfaatkan sebagai pengganti agregat (pasir dan kerikil) pada campuran beton cor.
Produk Poton banyak digunakan untuk pekerjaan sipil di internal ANTAM diantaranya: perumahan karyawan dan penginapan, fasilitas pendukung pabrik, drainase, pedestrian, parkir kendaraan karyawan, pusat olahraga dan taman.