Jakarta (17/05) – Kepadatan lalu lintas kerap terjadi saat arus mudik dan balik Lebaran tiap tahunnya. Khusus di jalan tol, suatu terobosan dicetuskan untuk mengatasinya, yakni kebijakan satu arah (one way).
Tiga instansi optimis kebijakan tersebut dapat mengurai kepadatan lalu lintas di jalur mudik dan balik, khususnya di jalan tol. Hal ini terungkap dalam Diskusi Teras Kita: Mudik Selamat, Guyub Rukun di Hotel Crown Plaza, Jakarta, Kamis (16/5). Diskusi ini menghadirkan tiga pembicara, yakni Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, Kepala Korlantas Polri Inspektur Jenderal Refdi Andri, dan Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Desi Arryani.
Turut hadir dalam acara ini antara lain Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Mohammad Bakir. Diskusi Teras Kita: Mudik Selamat, Guyub Rukun diinisiasi oleh Harian Kompas yang bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan, dan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) dan didukung oleh Jasa Marga.
Dalam diskusi tersebut, Refdi menyampaikan, sistem one wayberlaku dari KM 29 Jalan Tol Jakarta-Cikampek hingga KM 262 Brebes Barat. Penerapannya terhitung pada masa mudik, yaitu 30 Mei – 2 Juni 2019. Saat arus mudik, kedua jalur baik ke arah Jawa (A) maupun ke arah Jakarta (B), hingga rest area di kiri dan kanan jalan bisa dimanfaatkan pengendara yang mengarah ke Timur, untuk kendaraan yang menuju Jakarta akan dialihkan melalui jalan arteri Pantura dan dapat masuk kembali pada GT Cikarang Barat.
Lalu, pada masa balik, 8-10 Juni 2019, sistem satu arah kembali diberlakukan, namun sebaliknya ke arah Jakarta. Sistem one waysaat arus balik diterapkan dari KM 189 Palimanan hingga KM 29 Cikarang Utama. Kondisi lalu lintas kembali normal setelah GT Cikarang Utama dan untuk pemakai jalan yang akan menuju arah Jawa Tengah diarahkan melalui jalan arteri Cikarang Barat menuju jalur Pantura dan dapat kembali memasuki jalan tol pada GT Plumbon, sedangkan yang akan menuju Bandung masuk kembali melalui GT Sadang.
Pada kesempatan sama, Desi Arryani mengharapkan kebijakan itu menjadi solusi utama untuk mengatasi kepadatan yang kerap terjadi di jalan tol saat arus mudik dan balik Lebaran.
“(Kebijakan) one way ini bagi Jasa Marga adalah juga untuk mengatasi kepadatan yang disebabkan oleh rest area,” ujarnya.
Selama ini, ungkap Desi, Jasa Marga dan petugas bekerja ekstra keras untuk mengatasi kebiasaan masyarakat yang nekat masuk ke rest area meski sudah penuh. Tak sedikit pula, masyarakat nekat berhenti di bahu jalan bila petugas memutuskan untuk menutup rest area saat penuh.
Desi optimis, kebijakan satu arah akan memberikan dampak nyata untuk mengatasi persoalan kepadatan di jalan tol saat mudik, terutama di sekitar rest area.
Optimisme serupa juga dilontarkan oleh Budi Setiyadi. Menurutnya, salah satu kunci mengurai kepadatan di jalan tol adalah manajeman rest area yang baik.
“Kami mendorong masyarakat agar tidak hanya menggunakan restarea di tol. Istirahat pun bisa dilakukan dengan menuju ke gerbang keluar terdekat,” tuturnya.
Titik lainnya yang kerap dijumpai kepadatan adalah gerbang tol. Terkait hal ini, kata Desi Arryani, Jasa Marga telah meniadakan sejumlah GT tertentu. Jadi, ujarnya, GT hanya dijumpai di wilayah Cikampek, Semarang, dan Surabaya pada rangkaian Jalan Tol Trans Jawa yang telah tersambung.
Pada acara ini juga, Jasa Marga meluncurkan buku panduan tol Trans Jawa “Jalan Darat Anti Boring” yang secara langsung diluncurkan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dimana buku ini akan menjadi panduan masyarakat yang hendak mudik dengan berbagai informasi yang lengkap, mulai dari ruas-ruas jalan tol, titik GT dan rest area, tarif tol, serta destinasi wisata dan kuliner disepanjang akses keluar jalan tol, yang bisa diunduh di www.jasamarga.com.